Anyway, the messenger of proclamation news, M. Jusuf Ronodiporo. was died in the same day too. Did you notice?
Anyway, the messenger of proclamation news, M. Jusuf Ronodiporo. was died in the same day too. Did you notice?
Keamanan tingkat tinggi, dibayangi kejaran kamtib sepanjang hari
Akses nol kilometer dari pusat
Bebas Banjir, banjir bebas datang kapan suka
Bebas Macet, saat macet anda bebas melakukan apa saja
Perancangan wilayah yang diserahkan pada ahlinya
Bersama Kolong Melarat
Pesan sekarang, besok sudah digusur
After seeing the film, i sometimes close my eyes just to feel the experience of without sight. Just to remind me that there are things that so much to be thank for. I watched the film several times. It also tell the story about the man's family. About his father who left the family cause of his son's blindness and what it had cause. And about his sister who taken care of him since he was a boy. Shirl's story makes me think, am i blind for all this years, have i see what i see?
“Mengapa saya menulis” adalah titik awal yang menentukan dan mencerahkan. Semuanya bermula dari “mengapa saya menulis”. Ketika kita mendapatkan “mengapa”, maka “bagaimana” menjadi tidak relevan lagi. “Mengapa saya menulis” akan menyelesaikan semua kendala “bagaimana, apa, siapa ataupun kapan” tentang menulis.
Saya menulis untuk menyampaikan pesan. Ketika pesan menjadi sulit dibingkai dalam bahasa lisan. Selain itu bentuk tulisan akan lebih menetap dari pada bentuk verbal. Scripta manent. Begitu menurut orang Latin.
Menulis tentang sesuatu menuntut saya melakukan apa yang saya tulis. Ketika sebuah kebaikan hanya tersimpan sebagai pengetahuan tanpa diamalkan. Dimana kualitas pribadi saya tetap seadanya meski berbagai pengetahuan dan pengajaran telah didapatkan. Dengan menulis tentang suatu hal, saya “terpaksa” mengkondisikan diri untuk menjadi lebih baik sesuai apa yang saya tulis. Saya menulis untuk memperbaiki diri.
Setiap kali selesai menulis sebuah artikel, ada dorongan untuk segera menulis sebuah lagi, dan lagi, dan lagi. Seperti saya menangkapi tema-tema, setiap ada satu tema, ada lagi, dan lagi, dan lagi... Saya menulis untuk menyampaikan ide-ide.
Menulis adalah naluri alami manusia. Pada saat-saat tertentu, manusia memiliki dorongan kuat untuk menuliskan sesuatu. Banyak orang menulis puisi ketika sedang merasa gundah, bahkan mereka yang tak terbiasa dengan hal tulis-menulis.
Menulis adalah tahap lebih lanjut dari sebuah kemelekan literer. Membaca adalah tingkat sebelumnya. Tidak semua pembaca yang baik menjadi penulis yang baik, namun penulis yang baik selalu merupakan pembaca yang baik. Saya menulis untuk meningkatkan kemampuan saya.
Mengapa saya menulis? Karena ingin Anda membacanya.
Sebelas Januari Bertemu
Menjalani Kisah Cinta Ini
Naluri Berkata Engkaulah Milikku
Bahagia Selalu Dimiliki
Bertahun Menjalani Bersamamu
Kunyatakan bahwa Engkaulah jiwaku
Akulah Penjagamu
Akulah Pelindungmu
Akulah Pendampingmu
Di setiap langkah-langkahmu
Pernahku Menyakiti Hatimu
Pernah kau melupakan janji ini
Semua Karena kita ini manusia
Akulah Penjagamu
Akulah Pelindungmu
Akulah Pendampingmu
Di setiap langkah-langkahmu
Chorus:
Kau bawa diriku
Kedalam hidupmu
Kau basuh diriku
Dengan rasa sayang
Senyummu juga sedihmu
adalah Hidupku
Kau sentuh cintaku dengan lembut
Dengan sejuta warna