Nile Tilapia (Oreochromisniloticus) adalah ikan air tawar yang banyak dibudidayakan di Amerika Latin. Kulit ikan ini biasanya tidak dimakan dan dibuang. Namun ternyata kulit Tilapia kaya dengan serat kolagen tipe I dan III sehingga memiliki kelembaban dan ketahanan terhadap penyakit serupa dengan kulit manusia. Sumber kolagen selama ini berasal dari hewan ternak seperti sapi atau babi, namun beberapa alasan kultural atau religi dapat menjadi hambatan dalam pemanfaatan di bidang farmasi.
Para peneliti di
Brazil telah mengembangkan perban dari kulit ikan Tilapia yang disterilisasi
untuk luka bakar tingkat dua dan tiga, dan sedang menjalani uji klinis dengan
setidaknya 56 pasien. (Journal of the Pakistan Medical Association, December
2017).
Selain lebih
murah 75% dari alternatif lain, perban kulit Talipia dapat bertahan selama
sekitar 10 hari dan mengelupas dengan mudah sesudahnya sehingga tidak perlu
sering diganti. Dibandingkan dengan perban gauze dan silver sulfadiazine yang
harus diganti setiap hari. Satu keunggulan terapi kuratif alternatif ini adalah
mengurangi rasa sakit dan tidak nyaman dari pasien. Serat nano kolagen tilapia dapat
memberi efek percepatan penyembuhan luka kulit pada tikus dengan meningkatkan
adhesi sel proliferasi dan diferensiasi.