- Sekian webinar dalam dan luar negeri tentang beragam tema. Ada yang sudah daftar tapi tak jadi ikut. Ada pula yang sudah disimpan informasinya juga tak jadi ikut.
- Dapat Acceptance Letter Master of Arithmancy for the Defense Against the Dark Arts di Durmstrang. (tapi beasiswanya gagal).
- Resensi buku tentang komunikasi kesehatan. (Masih menanti nasib dua tulisan lainnya yang bersama dikirimkan.)
- Tiga sertifikat kursus daring di Future Learn.
- Sertifikat Bahasa China untuk Pemula di Coursera.
- Nonton International Film Festivals.
- Memulai kembali naskah Legenda Surga Dunia.
- Menamatkan novel Sang Pangeran dan Janissary Terakhir.
- Dua kali lupa (terus diingatkan untuk) absen daring.
23 Juni 2020
Catatan WFH (War From Home)
Selama War From Home (WFH) / Ramadan 1441 H, pola aktivitas banyak berubah.
08 Juni 2020
Teknologi Nuklir untuk Pangan dan Kesehatan
Awal tahun 2020, Badan
Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) menemukan kenaikan nilai paparan radiasi di
area tanah kosong lingkungan Perumahan Batan Indah ketika melakukan uji fungsi
alat pemantau radioaktivitas lingkungan. Temuan ini kemudian menimbulkan
pertanyaan-pertanyaan tentang risiko teknologi nuklir bagi masyarakat.
Tahun 2011 lalu, terjadi insiden di pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima, Jepang. Banyak negara kemudian memberlakukan
ketentuan khusus terkait impor pangan dari Jepang. Kebijakan terkait impor dapat
dilakukan pembatasan untuk
wilayah tertentu atau pembatasan berdasarkan produk
tergantung kajian risiko.
Pada umumnya radionuklida yang perlu diperhatikan setelah terjadi insiden
adalah radionuklida dengan waktu paruh tinggi. Indikator yang digunakan saat
terjadi kecelakaan biasanya cesium 137 sebagai parameter cemaran radionuklida. Radionuklida
sendiri dapat berasal dari proses
buatan atau alami. Sumber radiasi alam yang terjadinya bersamaan
dengan alam semesta dikenal dengan
nama Naturally
Occuring Radioactive Material (NORM).
Sebagian tempat
dapat memiliki tingkat (NORM) di atas
normal, misalnya tingkat radiasi alam
di Mamuju, Sulawesi Barat, berada
pada rentang 0,20-2,84
µSv/jam, sedangkan nilai rata-rata dunia adalah 0,08 µSv/jam. Bahan radioaktif tersebut
mungkin berasal dari letusan gunung berapi purba jutaan tahun lalu. Selain
Mamuju, kadar radioaktif juga tinggi di Bangka Belitung yang
merupakan daerah penghasil timah.
Manfaat Teknologi Nuklir
Badan Energi Atom
Internasional (IAEA) meluncurkan program kerja sama dengan Badan Pangan Dunia
(FAO) untuk melacak asal, menguji keaslian dan cemaran pangan dengan
memanfaatkan teknologi nuklir. Kandungan pangan dapat diuji menggunakan analisis
isotop stabil untuk memastikan kesesuaian antara label dan kandungannya. Salah
satu tekniknya adalah spektrometri ion-mobilitas, suatu bentuk teknologi nuklir
yang juga digunakan oleh polisi di perbatasan untuk mendeteksi penyalahgunaan
obat terlarang dan bahan peledak.
Produk pangan tertentu
seperti beras Basmati atau minyak zaitun memiliki karakteristik unik dan metode
produksi spesifik, sehingga produk ini dapat dijual dengan harga tinggi. Namun
kasus pemalsuan pangan kerap dilakukan oleh oknum yang berharap mendapatkan
sejumput keuntungan ekonomi dengan merugikan kepentingan orang lain.
Teknologi nuklir
dapat membantu diagnosa malnutrisi dan memberikan informasi yang akurat untuk
memandu dan mengevaluasi program intervensi bagi pembuat kebijakan. Peneliti di
Chili menggunakan isotop stabil untuk menentukan secara tepat jumlah lemak
dalam tubuh. Air ditandai dengan deuterium (2H), isotop hidrogen yang stabil dan
bersifat non radioaktif serta tidak memiliki risiko kesehatan, kemudian diminumkan
pada anak-anak. Lemak tidak dapat bersatu dengan air, maka ketika mereka
meminum air yang ditandai, air terdistribusi secara merata di jaringan bebas
lemak. Air yang ditandai tersebut menunjukkan jaringan mana yang menyerap air dan
jumlah lemak yang disimpan.
Iradiasi pangan adalah metode penyinaran terhadap pangan, baik dengan
menggunakan zat radioaktif maupun akselerator untuk mencegah terjadinya
pembusukan dan kerusakan serta membebaskan pangan dari jasad renik patogen. Teknik iradiasi pangan dapat bermanfaat untuk menghambat pertunasan dan pematangan produk-produk
pertanian, membasmi serangga, membunuh mikroba patogen, serta membunuh bakteri
secara selektif dan akurat. Teknik
iradiasi pangan tidak dimaksudkan untuk menggantikan praktek keamanan pangan
terkait penanganan, penyimpanan dan sanitasi, namun untuk melengkapi praktek-praktek
tersebut.
Daftar
Pustaka:
· http://riset.fmipa.unpad.ac.id/data/uploads/paper/semnas/2016/007.-030-033-moekhamad-alfiyan.pdf
· https://www.iaea.org/newscenter/multimedia/videos/fighting-food-fraud-with-nuclear-science
· https://www.iaea.org/newscenter/news/how-weight-in-chile-became-a-problem-and-how-nuclear-techniques-helped
Langganan:
Postingan (Atom)