It’s about pharmaceutical care, who care? APAnya dong
tak peduli meski impor seringkali membuat kantongmu bolong
ikatan yang membuatmu merasa terikat
dan balai yang tak cukup besar dan nyaman untuk mendekat
ketika jual beli bisa membuatmu kehilangan teman
jika jilbab berarti wawancara tanpa kelanjutan
dan hidayah dihargai begitu murah
dunia carut marut yang begitu sulit berubah
dan ilmu begitu mudah dibaca menjadi angka dan koma
mahasiswa idealis namun dengan topeng apatis
mengikuti arus tanpa bertanya kenapa
berdalih untuk menjaga kebersamaan dan kesatuan
sampai semester sembilan, ketika semua bahan langsung ditelan
di tengah derasnya roda industri berputar
what's up dok? kata pabrik es yang sentosa
money pulasi, sehingga etika hanyalah jadi retorika
because no pharmacist no problem
karena satu sudah cukup untuk berjalan meski melempem
sementara semakin banyak lulusan dan alumni
transfer pricing obat yang melangit
diamlah di rumah bagai putri yang dipingit
ketika para idealis hanya berdebat tentang nama dan istilah
atau tentang eksistensi dan arti
tanpa berbuat sesuatu dan mewujudkan
dan para pragmatis begitu pasrah menerima realita tak mau berdinamika
belum lagi obat murah yang bertukar tempat dengan yang palsu
para peneliti tak bergeming seperti batu
terus dipaksa menghasilkan rakitan me too
saat riset hanya formalitas dan administrasi
maka administrasi perlu dipertanyakan kembali
karena undang-undang tidak turun dari langit
bagaimana dapat menjadi care giver
jika tak pernah mau melakukan manuver
maka visite hanya ada dalam kuliah dan wacana
ketika badan tak Sempurna tanpa Kepala
juga makmin yang dibuat tanpa standar minimal
dijaga pasukan pengaman yang membuatmu merasa tidak aman
inilah dia, sang profesi yang tidak ahli
maka praktek harus selalu mampir di Braga
banyaknya sarjana dengan nama yang tak sama
kebijakan dari menara gading, tak mampu turun ke bumi
keputusan aritmia, bradikardi sekaligus takikardi
bahkan TMS pun masih bisa beredar seperti SMS
racikan gado-gado, bagai ulekan sambal lado
SKP, sertifikasi, HET, sampai sang pendamping yang tak pernah ada di
samping
no pharmacist no more no lips service no way
For them who today, tomorrow, and ever after stand up in the front line, from all over the country. Keep your head up, brothers sisters. Stay strong.
anjriiiitttt daleeeeeeeeeeeeemmmm!!!
BalasHapusKeren Jar, bikinanmu sendiri tha? Klo iya mau aku copas link ke blogku hehehehe...
Wah Mia banyak terpengaruh Fajar ..sampe dijadikan bahan diskusi di milis dan blognya..rame lagi.
BalasHapusBagus tulisanmu Fajar...semoga menjadi inspirasi para kolega kita agar "kembali ke jalan yang benar"
jadi pengen tau juga kaya gimana responnya disana?
BalasHapus