Meski sebenarnya ada banyak cerita untuk dikenang selamanya, mulai dari ketika masih anak sekolah satu SMA. Jaman-jamannya dengerin Prambors sama baca Hai. Waktu masih suka ngulik dunia game. Nonton sinetronnya Putri Patricia. Ngomongin X-Files.
13 Desember 2009
putih abu-abu dan sepatu hitam
Meski sebenarnya ada banyak cerita untuk dikenang selamanya, mulai dari ketika masih anak sekolah satu SMA. Jaman-jamannya dengerin Prambors sama baca Hai. Waktu masih suka ngulik dunia game. Nonton sinetronnya Putri Patricia. Ngomongin X-Files.
12 Desember 2009
Mengajar dengan Metode 'Back to the Future'
Di sisi lain, pendidikan semestinya mempersiapkan anak didik untuk menghadapi dunia yang akan dihadapi mereka kelak, bukan dunia saat ini. Sepuluh tahun lagi, ketika mereka memasuki dunia kerja, pendidikan selayaknya mempersiapkan anak didik untuk masa depan mereka. Dan bukannya mengajarkan 'sejarah'.
Adanya teknologi informasi memungkinkan para pengajar untuk menghadirkan 'masa depan' ke ruang-ruang kelas. Dengan perkembangan internet saat ini dan banyakya konten edukasi yang tersedia secara gratis, pelajar-pelajar di negara berkembang bisa mengikuti perkembangan sains dan teknologi di negara maju Sebagai contoh, University of California at Berkeley menyediakan rekaman suara maupun video kuliahnya secara online dan dapat diunduh pula. Selain itu, Massachussets Institute of Technology (MIT) juga mengadakan program Open Course Ware (OCW). Saat ini mungkin perkembangan sains dan teknologi di negara maju bagaikan masa depan bagi penduduk di negara berkembang, namun tidak demikian halnya dengan generasi muda mereka. Kelak generasi muda di negara berkembang akan menghadapi langsung produk-produk 'masa depan' yang pada saat mereka belajar di sekolah, belum muncul di lingkungan sekitar mereka. Itulah kekuatan teknologi informasi, menghadirkan 'masa depan' untuk generasi yang akan menjalaninya kelak. Ketika masanya tiba, mereka akan siap untuk berkompetisi dan beradaptasi.
08 Desember 2009
Selamat Tinggal ISFI Karawang
Pertama menghadiri pertemuan ISFI Karawang,
Lentera Jiwa Seorang Farmasis
25 November 2009
Kerja Keras adalah Energi Kita
Jadi teringat, dulu di kampus, saya melihat mahasiswa-mahasiswa geologi sangat menghayati etos kerja keras sebagai energi. Maklum makanan sehari-harinya adalah batu cadas yg keras.
Kalau diingat-ingat, bulan ini pula tepat setahun kemarin perjalanan saya melawat ke negara tetangga kita, Malaysia. Salah satu kesan yang terlintas saat itu adalah membandingkan kondisi di sana dan di sini. Ambil saja contoh pertumbuhan dan perkembangan perusahaan minyak negaranya. Seperti diketahui, BUMN Malaysia Petronas memiliki menara kembar tertinggi di dunia, yang menjadi salah satu ikon Malaysia. Gedung ini semakin populer ketika muncul dalam film The Entrapment. Mungkin sebagai satu bentuk CSR (Corporate Social Responsibility), Petronas juga memiliki Petrosains, suatu wahana pendidikan sains yang dikemas dalam bentuk hiburan. Bagaimana Petronas dapat tumbuh sedemikian rupa dengan sumber daya energi yang tersedia di negaranya? Di negeri ini, kita bisa mendapati SPBU-SPBU Petronas bersama perusahaan asing lain seperti Shell dan lainnya, lalu adakah SPBU Pertamina di negara lain? Saya tak tahu pasti. Dengan sumber energi yang luar biasa di Indonesia, Pertamina memiliki potensi yang sangat besar untuk mewujudkan visinya menjadi Perusahaan Minyak Nasional Kelas Dunia.
Selama lebih dari setengah abad memenuhi kebutuhan energi bangsa Indonesia, bagaimana upaya kerja keras Pertamina memperbaiki diri? Lebaran dua tahun lalu, mungkin kita masih ingat ketika Pertamina mengenalkan jargon 'mulai dari angka nol ya', atau pun juga jargon 'kita untung, bangsa untung'. Yang paling dikenal luas tentu slogan 'Pasti Pas' yang memberi rasa kepastian pada konsumen dalam menggunakan produk-produk layanan Pertamina. Slogan ini bahkan menjadi inspirasi penulisan salah satu artikel di blog Apotekkita.
Tema besar yang diusung dalam rangka HUT PT Pertamina (Persero) ke 52 adalah "Kerja Keras adalah Energi Kita." Sempat terbersit tanya, apakah Pertamina melupakan kerja cerdas dan kerja ikhlas? Apakah Pertamina percaya bahwa kerja keras sudah cukup tanpa perlu cerdas dan atau ikhlas? Awalnya saya berfikir begitu, lalu tersadar bahwa kerja cerdas itu berkaitan dengan rencana kerja atau strategi. Sementara kerja ikhlas berkaitan dengan niat yg tulus, sementara kerja keras berkaitan dengan sumber energi yang nota bene merupakan bidangnya Pertamina. Jadi saya kira hanya masalah penekanan atau pencitraan saja dari Pertamina, sehingga tak perlu rasanya kita mempertanyakan kecerdasan atau keikhlasan Pertamina.
Sebagai rakyat biasa yang tidak memiliki latar belakang industri migas, harapan saya untuk Pertamina sederhana saja. Semoga untuk mendapatkan 1 litre of gasoline tidak mesti mengeluarkan 1 litre of tears. Semoga kita tak terpuruk di tengah ancaman krisis energi, untuk itu, tidak bisa tidak, kerja keras adalah energi kita.
21 November 2009
Dua Ribu Selusin
Hari itu adalah momen kepasrahan. Que sera, sera. Setelah sebelumnya separuh kepalaku perih. Hari-hari tak kunjung berubah cerah, mendung, meski mendung tak selalu berarti akan hujan. Naskah yg dikirim tak menunjukkan tanda-tanda diterima. Saldo ATM (Artos Tina Mesin) sudah berkata "tidak" ketika hendak ditarik. Sementara uang di dompet hanya cukup untuk makan sehari. Fyuhh ... dan pengumuman belum muncul juga saudara saudara.
Tapi Selasa memang selalu luar biasa. Hari itu honor turun juga sepenuhnya (meski dipinjam dulu setengahnya). Lalu tak lama ke warnet dengan dagdigdug setelah sebelumnya merasa bodoh karena tak membawa serta kartu ujian. Akhirnya jari jemari mengklik. Dan ...
Suatu perjalanan baru akan menjelang. Sekali lagi Ia menunjukkan skenario indah. Ketika Ia menghapus rencana perjalanan saya dan menggantinya dengan skenario terbaik dan terindah. Seperti tersurat dalam pesan dari seorang kawan.
Chantal K bilang ia akan jatuh cinta tahun ini. Lalu saya mo ngapain ya di 2012? 3 tahun lagi impian apa yg ingin dicapai? Yang jelas, tetap berkarya dan berbagi seluas-luasnya. Kadang berfikir ada masa dimana kita mestinya duduk-duduk saja menikmati rinai hujan sore atau menghirup udara segar pagi hari. Sembari merenungì perjalanan ke belakang, merancang tuk masa yang akan datang. Jadi apa target saya di 2012? Yang jelas di tahun 2012 itu ada yg menikah. 2012, dua ribu selusin, gope 3, dipilih dipilih, klik jika anda suka.
This year is gonna be incredible
This year is gonna be the one
02 November 2009
Bergelora di Gelora (Lanjutan dari Perjuangan Menjadi "The Thirteenth Pharmacist")
i am a shadow. i have no name
(Tenchu 2 : Birth of The Stealth Assasins)
Pagi itu Gelora tampak ramai meski tak ada pertandingan yg dijadwalkan. Ribuan orang, 890 orang di antaranya bergelar apoteker, berdatangan dengan berbagai motivasi dan latar belakang. Duduk manis di antara angkatan yg lebih muda, saya merasa sedikit lebih
Selepas dari istora, langsung menuju rumah melepas lelah. Melamun di bis sambil mengingat-ingat dan memilah milih fragmen kisah yg mana yg dpt diambil teladan dari cerita sehari-hari yg wajar, ketika memecahkan gelas ukur, dan keesokannya ada yg tertabrak mobil, lalu tersadar bahwa mungkin kali ini rasanya tak perlu membagi kisahku yg tak ada yg mengerti.
Termarjinalkan. Terabaikan. Dari kumpulannya terbuang lalu satu persatu jalinan kawan beranjak menjauh. Dihantam kegagalan demi kegagalan, lalu bertanya mengapa mesti aku?
Seakan terlupa akan sekian berkat yg diterima. Seexa nikmat yg melimpahi sekelilingnya.
Fabiayyii alaa i rabbikuma tukadzibaan.
Ternyata Axl Rose benar sewaktu melantunkan November Rain, pas masuk November kemarin hujan turun tepat jam 12. Dari siang mulut berasa pengen makan terus. Apa aja dimakan, roti, gorengan, minuman, hingga mie rebus 2 bungkus sambil menikmati dongeng Prison Break di televisi. Besoknya menunggangi kuda besi dari negeri sakura menyusuri jalanan antara Karawang Bekasi. B4M. Selepas itu, mampir ke toko buku. Jadi kabita pingin belanja, tapi dompet saya bilang, anggaran beli buku baru belum cair. Jadinya cuma lihat-lihat saja buku-buku yang menggoda. Ada Simfoni Inovasi yg ternyata mahal juga kalau beli (untung dapat gratisan). Dan Dan Brown (one of my favorite author) The Lost Symbol yang harganya bisa buat kantongku jebol. Setelah berhasil mengendalikan diri, akhirnya memutuskan untuk pulang sebelum malam hari menjelang. Kembali mengendarai si kuda besi sembari merasa serupa setahun kemarin, bahwa mimpi memang bisa mewujud nyata. Asalkan tetap percaya dan tetap berusaha.
01 November 2009
Teruntuk Dosen-dosen Farmasi
Yang entah bagaimana telah 'menggerus otak saya hingga homogen' dengan mortir ilmu. Sehingga saya mampu mengikat bundelan ilmu farmasi seperti ikatan hidrogen yang sedemikian kuat hingga ilmu tersebut tak mudah menguap seperti etanol jika diteteskan pada epidermis. Sosok yang menjaga saya dari kontaminasi masa muda, 'merebus saya di otoklaf' untuk memastikan tak ada bakteri atau kuman mencemari jiwa saya. Mengekstraksi yang terbaik dari diri saya dan mengemasnya secara lege artis. Mengajari bagaimana mengeja Dragendorf, Bouchardat, Gevarlijk hingga Warschuwing. 'Menyonde saya' sehingga tak pingsan dulu sebelum menjawab pertanyaan demi pertanyaan. Tak lupa memastikan kualitas saya tak jauh beda dengan kawan-kawan satu batch tahun ajaran kecuali dalam batas toleransi. Mengingatkan saya untuk berparadigma 'Profit oriented tapi dengan etika' dan seterusnya dan seterusnya. Menunjukkan bahwa ketika melakukan pemodelan molekul, struktur paling stabil akan didapat ketika struktur hanya memerlukan energi minimal. Mengajari saya berfikir dengan logic thinking untuk meningkatkan Quality of Life saya. Di antara Gedung, Peralatan, Sanitasi dan Higienitas serta Inspeksi Diri yang membuat saya aritmia, bradikardi dan takikardi sekaligus.
Kini setelah belajar mentransfer ilmu, saya sadar tak mudah untuk memahami sesuatu, dan membuat orang lain paham itu persoalan yang lain lagi. Betapa melelahkan untuk terus mengikuti perkembangan ilmu sehingga harus begadang malam sebelumnya mempersiapkan diri. Meski saya tak habis mengerti mengapa meski soal ujian tak jauh berbeda dengan tahun sebelumnya sehingga divisi akademik organisasi mahasiswa bisa membuat bank soal, kami dulu masih saja menengok kiri dan atau kanan mencari sekilas petunjuk jawaban.
Akhirnya meski cuma sespora, tulisan ini hanya sebentuk tanda cinta, dari seorang (mantan) mahasiswa yang biasa-biasa saja.
*Koreksi dari seorang dosen : "Sebenarnya ikatan hidrogen itu bukan ikatan yang kuat [kekuatan ikatannya 1-5 kkal/mol], yang paling kuat adalah ikatan kovalen [33-200 kkal/mol]..."
27 Oktober 2009
Perjuangan Menjadi "The Thirteenth Pharmacist"
Memasuki gerbang kampus, berpapasan dengan dua gadis berbaju kurung, dari arahnya datang, bisa ditebak kuliah di fakultas apa. Lewat di FK dan FKG, terlintas ciri khas mahasiswa-mahasiswi kedok, baik kedokteran atau pun kedokteran gigi. Farmasi bawah, Pakilun MIPA, melewati Geologi, Kimia Sudah Dekat.
Saat tiba di gedung D6 sedang jadwalnya UTS jadi sepi deh. Masuk ke ruang TU, ada dua professor sedang mengobrol, langsung saja menuju A Tedi. Tak perlu menunggu lama, urusan pun selesai. Jadi jalan-jalan sebentar melihat-lihat kampus. Wah, Matematika dan Statistika sudah punya gedung sendiri. Berkeliaran di lantai 2 dan 3 D6, mengurai nostalgia di antara ruang kuliah dan laboratorium. Lab TI, haha.. ketika pernah iseng meng-copy daftar nilai seluruh angkatan, serta mengintip nilai praktikum fitokimia sebelum resmi dikeluarkan. Menyeruaklah kenangan-kenangan itu sembari melanjutkan perjalanan pulang turun gunung. Menebar pandang ke segala sudut kampus penuh kenangan. Wah Masjid Nurul Ilmi tampilannya beda lho. Lapangan dekanat MIPA, sudut kecil di Fasa, Masjid Fisip, dan yang tak boleh tertinggal, the legendary Tanjakan Cinta.
Sebelum pulang mampir ke mallnya Jatinangor. Bookshopping therapy. Nemu bukunya si Ikal Andrea Hirata, The Science of Business. Fiuuh, jadi sempat bertanya-tanya, ini orang yang sama yang nulis Laskar Pelangi sama Sang Pemimpi? Banyak novel, kayanya novel lagi booming sekarang. Jadinya beli Torey Hayden.
Mampir juga di Masjid IPDN. Tak lama menunggangi Elang untuk berhenti di Leuwipanjang. Pulang.
Lalu Teman Sejati maksudnya apa?
Maksudnya adalah "Tebar Cahaya Iman Sejukkan Jatinangor" Setuju?
Hari kedua
Setelah sukses mencairkan honor tulisan yang nyaris hangus, saya bergegas bergabung dengan Warga menuju kota. Perjalanan di bis kota sedikit banyak menggoreskan serpihan sesal di hati karena meninggalkan jadwal di High School Pharmacy. Tapi bagaimana lagi, hidup adalah pilihan. Lagipula manusia bukan amuba yang bisa membelah dirinya menjadi dua. Memilihlah, dan bertanggung jawab atas pilihan yang diambil.
Bertemu kenek bis yang membuat saya terkesan karena ia mengembalikan uang saya yang katanya kelebihan. Uang ongkos yang mestinya cuma dua ribu, saya beri tiga ribu. Lalu ia mengembalikan seribunya. Wew.. jarang-jarang kan ada kenek kayak gini. Dulu bahkan pernah (sering deh) ongkosnya dimahal-mahalin. Lha ini, cuma kelebihan seribu dibalikin. Bagaimana tidak membuat saya bertanya-tanya.
Sampai di tujuan, ketemu dua adik kelas. Bobi dan seorang lagi yang cuma kenal mukanya. Belakangan saya tahu namanya Ana, entah apa nama panjangnya, yang jelas bukan Anna Althafunnisa atau aaaannnnaaaa. Berbincang sambil menunggu giliran. Sedikit banyak menyinggung soal idealisme. Iya sih, idealisme tidak bisa dimakan. Jadi buat apa coba idealisme dipertahankan? Meski idealnya tidak seperti itu, tapi toh dunia berjalan dengan caranya sendiri. Seperti kata Ceu line Dion, That's The Way It Is. Itulah sebagaimana mestinya. You may not like it, but that is the way it is. Fiuuh.. whatever lahm yang jelas saat ini mesti mencari kekuatan untuk melebihi 50 orang.
Btw, Hari ini Hari Blogger Nasional, sudahkah mampir ke blog saya?
Hmm... Tulisan kaya gini dibilang menginspirasi?
Nantikan episode selanjutnya dari Perjuangan Menjadi "The Thirteenth Pharmacist"
24 Oktober 2009
Dunia Cinta Indonesia
01 Oktober 2009
Klaim Budaya, Hak Cipta dan Plagiarisme
29 September 2009
Lucy Kecil yang Mengubah Dunia
28 September 2009
My Life in Ramadlan 1430
Awal Ramadlan : Tahun kemarin masih dapat banyak SMS 'Selamat Ramadlan', sekarang ucapannya lewat Facebook Minggu pertama tarawih, tetangga sebelah rumah kemalingan. Motor, HP dsb. Pas baru pulang tarawih, pintu rumahnya dah terbuka lebar. Puasa pertama kebanyakan tidur, sekarang terasa akibatnya Kemarin puasa kebanyakan tidur, sekarang mesti kebanyakan ibadah. Bukankah tidur adalah ibadah? I'm still young, that's my fault. There's so much i have to know.
|
Menarik Sejak Scene Pertama (Review Film Memoirs of a Geisha)
26 September 2009
Despair of A Pharmacist
Yang dulu sama-sama
Ada yang telah berhasil menulis buku, tak cuma satu bahkan dua hingga tiga
ada yang berhasil memiliki perusahaan sendiri, terbilang sukses pula
ada yang telah menggenapkan agamanya, bahkan sudah punya buah hati penerus cita yang diberi nama dengan tiga kata yang ejaannya susah-susah.
ada yang telah berhasil meraih gelar keduanya
ada yang telah singgah di berbagai belahan dunia, dalam rangka kerja atau melanjutkan studinya
sementara saya begini-begini saja (mungkin ga pantes kerja di aer)
Tapi sejak kapan jalan hidup berubah menjadi lintasan balap lari yang pemenangnya cuma dijatah tiga? Bukankah tiap orang punya jalan hidupnya masing-masing. Punya berkat untuk disyukuri dan punya masalah untuk dihadapi sendiri-sendiri. Rumput tetangga lebih hijau? Ah tidak semua yang terlihat itu seperti apa adanya.
Syukuri apa yang ada, hidup adalah anugerah. Itu kata lagu. Lagu yang hanya terdiri dari rangkaian kata-kata.
Sejatinya yang saya punya mungkin memang cuma kata-kata, untuk membawa pergi sebentuk hati.
It's only words and words is all i have to take your heart away
(Words_Bee Gees)
(dituliskan pertama kali di Catatan Facebook saya, tak menyangka kalau teman-teman juga merasakan hal yang sama)
21 September 2009
Berhari Raya di Negeri Tetangga
Beruntung, tetangga apartemen waktu itu berbaik hati mengundang untuk turut merayakan hari raya di tempatnya. Bertukar cerita tentang masing-masing adat dan budaya negara asal (meski sebenarnya satu rumpun jadi banyak kesamaan ketimbang perbedaan).
(Postingan yang aneh, di Hari Raya Idul Fitri malah ngomongin Idul Adha)
07 September 2009
Sail Your Hope, Pharmacy Publishing
Anda mungkin telah banyak mendengar atau membaca mengenai betapa kayanya alam kita akan keragaman hayati yang menempati nomor dua di dunia setelah Brazil. Mungkin juga anda pernah mendengar bahwa jika kekayaan alam dari laut turut diperhitungkan, maka keanekaragaman hayati kita adalah nomor satu di dunia. Ya, Indonesia memang memiliki potensi sumber daya alam yang sangat luar biasa.
Namun agak miris melihat kenyataan bahwa meskipun negara ini memiliki potensi yang luar biasa kaya di bidang obat-obatan tapi ternyata masih sangat mengandalkan impor bahan baku obat. Apakah riset obat-obatan kita benar-benar telah tertinggal ratusan tahun dari negara-negara lain?
Itu hanya salah satu fenomena di bidang farmasi, di samping hal-hal lain yang menjadi potret miris negeri ini. Saya adalah seorang apoteker, bidang yang buat banyak orang hanya melulu berkutat dengan bau obat dan perkara racik meracik. Kalau dibandingkan bidang lain, bidang farmasi adalah bidang yang dalam benak kebanyakan orang termasuk sesuatu yang tak dekat dengan keseharian. Padahal sejatinya, bidang farmasi menyentuh kehidupan semua orang, setiap hari. Setiap hari ketika kita makan, bersolek atau mandi, produk-produk farmasi mewarnai hari-hari kita.
Salah satu upaya menjembatani kesenjangan itu adalah melalui media, yang dapat diakses semua orang. Media dapat meraih banyak orang dengan waktu yang singkat sehingga sangat efektif untuk memberikan informasi dan edukasi. Misalnya saja mengampanyekan cara penggunaan obat yang rasional, termasuk penggunaan antibiotik yang seakan menjadi obat dewa di negeri ini. Atau membawa persepsi masyarakat tentang efektifitas obat generik.
Tidak mudah, tapi juga bukan tidak mungkin. Saya teringat nasehat seorang pewawancara di sebuah industri farmasi dua tahun silam. Bahwa melakukan pekerjaan yang sesuai minat akan lebih baik. Itu argumennya ketika saya menjawab bahwa minat tidak begitu penting ketika ada kewajiban. Karena pekerjaan yang dilakoni atas dasar minat akan melahirkan energi yang tak habis-habis.
Ketika memikirkan harapan paling besar dan paling berarti dalam hidup saya, ingatan saya melayang beberapa tahun silam ke masa-masa kecil. Passion saya adalah membaca. Membaca alam semesta, membaca manusia, membaca kehidupan, dan membaca buku tentu saja. Sejak kecil membaca adalah passion saya. Saya seringkali makan sambil membaca majalah anak-anak. Dan lebih tertarik ke toko buku ketimbang sepatu, baju atau makanan. Melalui membaca, banyak ’guru’ yang mengajari saya berimajinasi merangkai makna, menyusun cerita, membayangkan alur logika, hingga menjelajah dunia dan mengadu wacana. Guru-guru saya adalah semua mereka yang telah menguraikan buah pikirannya melalui pena, baik yang tertulis maupun tidak. Mungkin pula itu yang melatarbelakangi minat saya pada media.
Sekarang, yang terlintas dan berputar-putar di benak saya adalah keinginan mewujudkan sebuah media komunikasi dan informasi mengenai apa yang menjadi keperluan semua orang setiap harinya, yakni segala sesuatu yang menyangkut makanan, kosmetik, obat dan perbekalan kesehatan. Mungkin berupa media cetak, mungkin juga berupa media online, yang jelas dikemas dalam bahasa keseharian. Kira-kira begitu visinya.
Harapan saya, masyarakat dapat menjadi semakin sadar dan pintar, sehingga potensi yang ada di negeri ini dapat dimanfaatkan sepenuhnya untuk kesejahteraan bersama. Sehingga masyarakat semakin meningkat kualitas kesehatannya. Bayangkan apabila kita mampu membuat vaksin HIV atau flu burung, hormon insulin, dan enzim-enzim dari ladang-ladang palawija Indonesia. Ketika ladang tembakau dijadikan pabrik enzim ketimbang digunakan untuk produksi rokok. Jika dapat terwujud, tentu kualitas hidup masyarakat Indonesia akan meningkat.
Saya ingin menyebarluaskan informasi dan edukasi mengenai kefarmasian dan kesehatan pada masyarakat luas seluas-luasnya melalui berbagai media baik online maupun offline. Pharmacy Publishing, Pharmacy for everyday life. Rasanya itulah harapan saya.
03 September 2009
Cara Pakai Misoprostol
Mudah saja sebenarnya cara pakai obat misoprostol. Seperti halnya obat secara umum yang harus digunakan sesuai aturan, cara pakai obat misoprostol pun ada aturannya agar tidak terjadi efek yang merugikan.
Gunakan obat misoprostol sesuai petunjuk resep dokter, bukan yang lain.
Pemakaian yang salah bisa mengakibatkan hiperkontraksi (kejang yang berlebihan) pada rahim. Efeknya jaringan rahim bisa rapuh atau kram perut yang nyerinya bisa jauh melebihi haid biasa. Pada kasus yang parah, bahkan dapat menyebabkan rahim harus diangkat.
Menyerah Jangan? Jangan Menyerah
Dari pada berdebat tentang istilah farmasis atau apoteker, atau ngomongin dokter dispensing yang bikin pening. Mendingan kembali mencoba mengenggam mentari. Di antara ujian, cobaan dan teguran yang membuat penat, semoga aku bisa dan mungkin aku mampu untuk tetap berjalan. Ditolak lagi? Sudah biasa toh?
01 September 2009
Obat untuk Cinta Terlarang ?
30 Agustus 2009
RUU Kesehatan : Regulasi atau Legalisasi Aborsi?
25 Agustus 2009
Belajar Biologi Pagi-pagi
ada anak inti atau nukleolus, agar sintesa ribosom berjalan terus
ribosom bertugas membuat protein, untuk pertumbuhan atau keperluan lain
ada pula mitokondria, agar energi tetap tersedia
retikulum endoplasma, transportasi protein ke mana-mana
badan Golgi, sekresi enzim dan banyak lagi
fagositosis dan pinositosis, ngucapinnya ndak perlu mendesis
25 Juli 2009
Eh Farma Ko Gitu Sih
Negeri ini sedang sakit melilit
Darah tinggi, sakit hati, stroke hingga penuh satu truk
Merebak cinta obat terlarang
Atau dekstro yang disalahguna para pemuda katro
Jibaku negara jamu menjegal jamu illegal
Obat palsu abal-abal cap kadal
Yang malah membuat kuman makin kebal
Perang lawan bakteri masih sering meminta tumbal
Antibiotik resisten pun menjadi tren
Awas juga malapetaka malaria
Juga isu hoax PPA serta dihidrogen monoksida
E sakazakii yang bikin kisruh antar instansi
Revolusi virus flu, dari 5 menuju 1
vaksin meningitis yang membuat rakyat pening dan meringis
Menanti RUU jaminan halal yang tak jua kelar
Sama seperti P3K yang ngga tau kapan keluar
Jangan-jangan TATAP membuat apotek Tutup?
Jamkesmas yang membuat harap-harap cemas
Jika masuk ke rumah yang sakit mesti pake duit
Lalu bagaimana mereka yang tiap hari perutnya melilit?
Apoteker over produksi, emangnya bikin tablet!
tak beda karyawan yang numplek di mikrolet
Semakin berjubel lulusan farmasi
Program profesi tanpa akreditasi
Pantas saja perlu disertifikasi
Tapi jangankan mas apoteker, ahli farmasi pun masih tak pasti soal eksistensi
Oh sertifikasi mengapa mesti mahal sekali
Sehingga PUKA tampak bagai Uka-uka
Mengapa obat generik tak tampak menarik?
Apakah puyer cuma jadi polemik?
Bukankah proses meracik mesti ciamik
Tetangga sebelah juga ndak dispensing ko Dok?
transaksi misoprostol sambil misuh-misuh
Tenaga kesehatan, masihkah punya etika?
Atau cuma bisa berdialektika?
product oriented, patient oriented atau profit oriented?
Susah sih kalau remunerasi cuma bisa buat beli terasi
Good pharmacy practice yang di lapangan ternyata not very good
Farmasis polivalen yang sedikit tahu banyak
Tak tahu apa namanya campuran air dan minyak
Jangan cuma bisa berwacana narsis "eksistensi farmasis"
perbaiki diri, berbaur tapi tidak lebur
Karena meracik obat bukan cuma asal campur
Kalau APA sering kabur, bisa-bisa supo dimasukin ke bubur
Maklum etiketnya pake bahasa langit yang wah
Yang tak kena di benak pelanggan Ponari dan Batu bertuah
Cukup sudah, masihkah belum gerah?
Save our pharmacist, Ini Apotek Kita
Seperti langkah Menteri menantang Raja
Seruan Prison Break Prita
Bersama embun pagi bersahaja
Songsong penataan ulang
04 Juli 2009
Edward Culun, si Vampir Cwilik
Ini adalah kisah tentang Edward Culun, se- (kalau vampir apa ya? seekor atau seorang?) vampir. Namun karena masih cwilik, Edward ini masih culun-culun gitu. Misalnya saja mukanya memerah kalau sedang malu-malu meski lama-lama jadi benalu.
Anda tentu tahu tentang vampir, mahluk khayali yang dapat merenggut hidupmu dalam satu gigitan. Tapi apakah anda juga tahu bahwa ada suatu penyakit genetik yang disebut porphyria yang serupa tapi tak sama dengan mitos vampir (mungkin bisa juga dicari lima perbedaannya) ? Porphyria itu intinya ada proses pembentukan darah yang terganggu dan gejalanya antara lain kulit menjadi sensi terhadap sinar matahari, jadi rapuh dan mudah rusak (jadi si Edward Culun ini bisa musnah jika terpapar sinar matahari). Mungkin ini sebabnya vampir sebangsa Edward Culun diceritakan menghisap darah orang lain di malam hari (bukan karena siang hari Edward harus ngantor, tapi) karena pada siang hari kulitnya mungkin bisa melepuh apabila terkena sinar matahari. Trus kenapa Edward Culun ngga pake sunblock dengan SPF yang tinggi? Hmm, mungkin waktu munculnya mitos vampire ini, belum ada sunblock. Selain itu ada juga penderita Porphyria yang urinenya jadi berwarna merah, dan giginya sangat mengkilat ketika terkena sinar ultraviolet.
Tampaknya sekian dulu cerita tentang Edward Culun, mungkin kalau sempet dan berminat disambung lagi kalau ada kesempatan dan dana umum.
Lihat lebih dalam tentang keterkaitan antara ilmu biokimia dengan mitos vampire di Netsains.com
~
Cinta (Obat) Terlarang
Serupa tapi tak sama, seperti itulah aktivitas otak orang yang sedang jatuh cinta dengan orang yang mengalami ketergantungan narkotika. Menurut Louann Brizendine, seorang neuropsikologis, hormon yang sama berperan aktif pada kedua kondisi ini di syaraf otak. Kayak di klipnya Letto yang Permintaan Hati itu lho. Dimana Marsha tak berdaya menolak perlakuan semena-mena karena merasa terlanjur cinta, lalu Noe datang dan bertanya. Ketika Marsha menjawab “terlanjur cinta”, Noe hanya menukas. “Kayak drugs ya? Tapi bukan berarti nggak bisa sembuh kan?”. Yah cinta dan narkoba memang bagai pindang dibelah dua.
Sebagai contoh, ketika seseorang jatuh cinta atau kecanduan narkoba, otak dibanjiri oleh hormon dopamin dan oksitosin sehingga bagian otak yang berperan sebagai pusat pengendali bahaya (amygdala) dan pusat berpikir kritis untuk mengambil keputusan (anterior cingulated cortex) seakan dinonaktifkan.
Inilah mengapa seseorang dapat kembali pada kebiasaan lamanya menggunakan narkoba setelah menjalani pemulihan atau rehabilitasi. Kambuhnya ini bahkan dapat terjadi terus-menerus akibat tidak adanya keselarasan antara kesadaran untuk berubah dengan perbuatan yang terus mengulang kebiasaan lama (teu kapok-kapok yeuh). Korban narkoba sering kali terjerat pada kesalahan yang sama atau dengan kata lain sudah tahu akibatnya tetapi masih ingin melakukannya. Demikian seperti diulas oleh Veronica Colondam di www.kickandy.com.
Siapa saja anak manusia yang pernah merasakan jatuh cinta tentu mengerti seperti apa rasanya hati yang berbunga dimabuk asmara. Ketika seorang jatuh cinta, gejala yang timbul biasanya adalah jantung berdebar, berkeringat, mulut terasa kering. Emang sih, gejala kayak gini nggak muncul pas jatuh cinta aja, tapi bisa juga pas ditagih utang atau waktu sidang komprehensif. Tapi pada dasarnya ini merupakan suatu respons fisiologis akibat peningkatan kadar adrenalin dalam darah yang menghasilkan berbagai efek seperti peningkatan denyut jantung, aktivasi kelenjar keringat, dan penghambatan sekresi ludah.
Rasa cinta memang menakjubkan, dalam karya-karya sastra (penikmat sastra gitu lho) bahkan disebutkan bahwa cinta dapat mengubah cuka menjadi keju eh anggur. Hmm, cinta memang perbudakan yang menyenangkan (paling tidak bagi yang memperbudaknya :P). Tapi bagaimana jika rasa cinta tersebut ditujukan pada sesuatu yang akan merenggut kehidupan orang yang mencintainya? Mungkin itulah yang terjadi pada para pecandu yang terjerat cinta pada obat-obat terlarang.
Dalam kasus narkoba, tidak ada cerita yang berakhir bahagia (emangnya dongeng putri salju). Ibarat menancapkan paku di dinding, paku itu mungkin dapat dilepas kembali namun bekasnya akan tetap ada di dinding (wall). Jadi mungkin lain kali ndak usah masang paku di dinding, tulis saja pesan di dinding teman anda atau komentari statusnya. Xixixi...84x.