01 April 2008

Fitna dan Ayat Ayat Cinta



Sepintas tampak, kedua film ini jauh berbeda tapi juga sama. Tema utama yang diangkat adalah Islam, bedanya pada isi yang disajikan. Mengapa bisa begitu, hal yang menjadi fokus perhatian sama, lalu mengapa bisa berbeda hasilnya.

Fitna menuai sejumlah protes dari umat Islam. Bahkan sebagian menuntut agar film tersebut dicekal. Menyikapi fenomena globalisasi dan kebebasan informasi, bagaimana sikap terbaik dalam menghadapi film seperti Fitna?

Apakah cara menghadapi propaganda serupa itu adalah dengan pencekalan dan pelarangan? Atau dengan melawannya dengan serbuan produk budaya (karena film adalah produk budaya) yang menihilkan propaganda negatif itu?

Film Ayat ayat Cinta yang menjadi fenomena di Indonesia kabarnya akan dibuat versi internasionalnya. Jika terwujud, mungkin ini bisa menjadi alternatif dalam upaya menghadapi propaganda negatif terhadap Islam. Maka mata dibayar dengan mata. Film dengan pesan negatif dibalas dengan film dengan pesan positif.

Bagaimana menurut anda?


Tidak ada komentar:

Posting Komentar