Paradigma persaingan itu yang perlu dimodifikasi, mengapa tidak mengambil pendekatan sinergi, bukankah kita lebih bisa berkarya jika kita semua bergandeng tangan dan melangkah bersama. Secara naluri kita sangat menginginkan sinergi, bisa dilihat pada fenomena mencontek di mahasiswa (saya tidak sedang membahas benar-salah di sini). Dalam konteks kerja sama, ini artinya kita memang punya kecenderungan bersinergi, bukan cuma bersaing. Paradigma persaingan tidak lagi relevan saat ini.
Bukankah mahasiswa dilatih untuk berkreasi dan berfikir kritis, menciptakan sesuatu. Kompetisi saat ini tidak lagi relevan.
Misalnya menciptakan konsumen dan pasar baru, rumah sehat, klinik berbasis farmasi klinik, kafe jamu, apotek satu pintu dan sebagainya. Farmasis, apoteker, S.Si, S.F apapun namanya tidak lah mesti terpaku pada plot-plot pekerjaan yang sudah ada, pengembangan profesi farmasis sangat luas, ia bisa berkembang dan terus berkembang.
Secerah langit biru di pagi hari yang cerah, seperti itulah cita farmasis seharusnya….
Salam Kenal Fajar.
BalasHapusTetap maju dan semangat untuk menyuarakan citra farmasi agar dikenal dan setaraf dengan profesi dokter di Indoensia.
mampir juga di apoteker-online@blogspot.com
Salam,
Apoteker online
Terima kasih sudah berkunjung. Salam kenal
BalasHapussalam kenal sesama saudara perjuangan..
BalasHapussalam kenal
Salam Kenal Areep
BalasHapus