01 Januari 2011

Menuliskan Kharismamu

Berkibarlah bendera negeriku
tunjukkanlah kepada dunia, semangatmu yang panas membara
.
(Merah Putih_Gombloh)

Satu kekalahan dan enam kemenangan.
Lautan merah putih dan gemuruh suporter di stadion.
Hashtag dan trending topic di dunia maya.
Semua itu ternyata tidak cukup untuk membawa pulang piala.
Tetapi kebanggaan sebagai bangsa telah mampu mengalahkan kecewa.

Sudah banyak rasanya yang membahas dan menuliskan tentang even Rabu kemarin.
tentang kesempatan emas tendangan penalti yang gagal dieksekusi
tentang kiper jabrik yang harus diakui memang bermain apik
tentang kelengahan yang membuahkan kecolongan
tentang bagaimana merah dan biru saling beradu
tentang gol-gol luar biasa yang tercipta

Malam itu semua melebur, pejabat, staf, pekerja bangunan, satpam, OB, dalam satu tenda.
Lalu dengan satu suara kita berteriak.
Melompat dari kursi
Meniup terompet
Menunjuk-nujuk layar televisi
Nyaris lupa berkedip ketika ada selebriti tersorot kamera
Memperhatikan ekspresi para pemain dan suporter.
Berkomentar "Harusnya kotak, Tak perlu segitiga." (emangnya maen WE)
Berteriak tanpa segan "Ayo Indonesia! Merah jilbabmu, Putih kulitmu." #eaaa

Saya sendiri sebelum menonton sempat bergumam "Pokoknya nanti kalau pertandingannya mengecewakan, pas lewat kedubes Malaysia bakalan ... err ... apa ya?"

Tapi akhirnya di perjalanan pulang saya dapat melewati kedubes dengan kepala tegak dan berkata "Tenang pak polisi, saya puas kok liat pertandingan tadi".

Ya, saya puas.
Menyaksikan mereka di sana berjuang sekuat tenaga dengan segala daya upaya.

Euforia itu melahirkan kembali rasa cinta, menyuburkan kembali rasa bersaudara, sebangsa. Menumbuhkan rasa ingin memberi. Yang terbaik untuk bangsa ini, dengan apa yang dimiliki sesuai peran yang dijalani.

Yang jadi PNS, jadilah PNS yang baik. Yang jadi pengajar, jadilah pengajar yang baik. Yang jadi penulis, jadilah penulis yang baik. Yang jadi polisi, jadilah polisi yang baik. Yang jadi maling ... *eh*

Percuma ada cinta kalau tuk bertengkar terus
percuma ada rindu kalau tak saling bersatu

(Rindu Bersatu)

Maka kawan-kawan, dari nonton bareng, mari yuk kapan-kapan kita 'duduk bareng' ...