13 Desember 2009

putih abu-abu dan sepatu hitam

Banyak orang merasa masa-masa SMA adalah masa-masa paling indah, masa menjalin kisah-kasih di sekolah. Seperti sebuah judul film, Gita Cinta dari SMA. Buat saya masa SMA tidak demikian berbunga-bunga. Tidak ada cerita serupa Galih dan Ratna yang cintanya bersemi dari SMA. Rasanya tidak banyak cerita menarik semasa SMA. Apalagi waktu SMA saya tidak begitu cemerlang di pelajaran, khususnya pelajaran olahraga :p

Meski sebenarnya ada banyak cerita untuk dikenang selamanya, mulai dari ketika masih anak sekolah satu SMA. Jaman-jamannya dengerin Prambors sama baca Hai. Waktu masih suka ngulik dunia game. Nonton sinetronnya Putri Patricia. Ngomongin X-Files.
[DSC03322+[640x480].JPG]
Juga tak lupa Ibu guru kimia yang punya Kharisma. Bapak guru biologi yang paling bisa bikin ketawa geli. Bu guru bahasa yang membuat saya jatuh cinta pada sastra. Baca majalah bahasa Jerman di perpus. Baca buku cerita saat Class Meeting. Jadi profesor gila saat pelajaran drama. Pleset-plesetan kata dan istilah. Debat tentang bintang di langit yang cahayanya baru sampai ke mata setelah jutaan tahun cahaya. Diceburin ke kolam ketika nambah usia. Begadang ngerjain tugas perspektif yang salah melulu. Wah, banyak juga ternyata. Apalagi ketika menghadiri reuni emas waktu itu.



Dari semuanya yang paling penting adalah kenyataan bahwa saya pernah muda dan imutnya saya waktu SMA

12 Desember 2009

Mengajar dengan Metode 'Back to the Future'

Dunia saat ini berubah secara sangat cepat. Seiring waktu berjalan, teknologi baru ditemukan dan mengubah wajah dunia. Dahulu mungkin tidak terbayang bahwa orang bisa bekerja dari rumah mereka dengan gaya SOHO (Small Office, Home Office), beberapa bahkan tidak perlu beranjak dari tempat tidur mereka untuk bekerja.

Di sisi lain, pendidikan semestinya mempersiapkan anak didik untuk menghadapi dunia yang akan dihadapi mereka kelak, bukan dunia saat ini. Sepuluh tahun lagi, ketika mereka memasuki dunia kerja, pendidikan selayaknya mempersiapkan anak didik untuk masa depan mereka. Dan bukannya mengajarkan 'sejarah'.


Adanya teknologi informasi memungkinkan para pengajar untuk menghadirkan 'masa depan' ke ruang-ruang kelas. Dengan perkembangan internet saat ini dan banyakya konten edukasi yang tersedia secara gratis, pelajar-pelajar di negara berkembang bisa mengikuti perkembangan sains dan teknologi di negara maju  Sebagai contoh, University of California at Berkeley menyediakan rekaman suara maupun video kuliahnya secara online dan dapat diunduh pula. Selain itu, Massachussets Institute of Technology (MIT) juga mengadakan program Open Course Ware (OCW). Saat ini mungkin perkembangan sains dan teknologi di negara maju bagaikan masa depan bagi penduduk di negara berkembang, namun tidak demikian halnya dengan generasi muda mereka. Kelak generasi muda di negara berkembang akan menghadapi langsung produk-produk 'masa depan' yang pada saat mereka belajar di sekolah, belum muncul di lingkungan sekitar mereka. Itulah kekuatan teknologi informasi, menghadirkan 'masa depan' untuk generasi yang akan menjalaninya kelak. Ketika masanya tiba, mereka akan siap untuk berkompetisi dan beradaptasi.

08 Desember 2009

Selamat Tinggal ISFI Karawang

Seperti diulas oleh pak Dani di blog Apotek Kita, ISFI akan mengadakan kongres terakhirnya. Nah, setelah kongres terakhir ISFI, tak ada lagi organisasi bernama ISFI, dan saya pun beberapa waktu ke depan sepertinya tak akan beredar di Karawang.

Pertama menghadiri pertemuan ISFI Karawang, 

Karawang ternyata dijadikan kawasan percontohan untuk program TATAP. Atau istilah Inggrisnya No Pharmacist No Problem.. ups No Service maksudnya. Entah apa dasar penunjukannya, yang jelas pengurus cabang di sini cukup antusias menjalankannya.
 
Ngapain aja pertemuan ISFI waktu itu? Antara lain membahas malpraktek Farmasi. Lho, yang malpraktek bukannya dokter? Eit jangan salah, di Amerika kesalahan terkait farmasi sudah banyak kasusnya. Di Indonesia masih bisa bernafas lega karena kasus malpraktek farmasi tidak ada, maksudnya tidak ada datanya. Ya ampyuun
 
Membahas PMR, bukan Palang Merah Remaja lho, tapi Patient Medical Record. Yah semampunya datang ke apotek. TATAP yang dijalankan masih TATAP Modifikasi. Tapi ya daripada tidak sama sekali.
 
Sedikit belajar bahasa Belanda juga, ada alumni tahun 70, inspannings verbintenissen (yang kurang lebih artinya tekad sungguh-sungguh) . Overmacht (keadaan memaksa). Dsb.
 
Ada sejawat senior yang senang berbagi pengalaman dan ide-idenya. Pernah dapat resep DDS? Pernah dapat kopi resep MST? Bagaimana mengatasi permasalahan membaca resep? Buat saja semacam master dari resep2 yang beredar di wilayah tersebut. Selesai, toh resep dari dokter tertentu biasanya dapat diprediksikan bukan?
 
Dari 120an orang anggota, macam-macam jenis apoteker yang hadir. Ada akang teteh senior satu almamater. Ada yang masih muda tapi sudah haji dan master. Ada juga ’Aisha’...
 
Pulangnya dapet kado pula. Yah semoga bukan termasuk rangkaian kegiatan yang superficial. 

Kira-kira begitu pertemuan pertama saya dengan ISFI Karawang.

Secara sangat subyektif, saya memandang potensi Karawang di bidang farmasi itu unik. Itu pula salah satu alasan saya bertahan 'menjadi bidan' di sebuah instansi pendidikan farmasi. Tapi jalan hidup memang tak selalu sejalan dengan rencana. Maka dalam setiap perjumpaan mestilah datang bersamanya perpisahan. Mungkin itu sebuah takdir Tuhan.

Lentera Jiwa Seorang Farmasis
Jika ini jalanku, lalu mengapa sempat terbersit ragu? Atau hanya keresahanku karena memasuki dunia yg baru?

Ingin hasil kerja Anda luar biasa? Lakukan dengan cinta. Pikirkan sesuatu yang dapat anda lakukan dengan baik. Gali dan temukan hal-hal yang dapat membuat anda jatuh cinta pada pekerjaan anda. Dari sanalah anda akan menemukan energi jiwa yang tak habis-habis.
Seperti lentera jiwa yang memanggil-manggil minat saya pada dua bidang. Media dan farmasi. Menjadi farmasis pendamping masyarakat. Menyebarkan cahaya ilmu agar terang menyinari pelosok negeri. Tapi jalan hidup lalu meredup kemudian mengarah ke jalur yang berbeda dan tak ada dalam rencana.
Panggilan hidup tetap bisa dipenuhi sebenarnya, malah boleh jadi semakin berdayaguna.

Seperti Aang yang akhirnya harus menuju negara api untuk mengembalikan perdamaian dunia. Begitulah adanya, setelah mempelajari keempat elemen, ada masanya untuk beraksi di tengah badai api.
Baiklah, saatnya kembali berlari mengejar mimpi, mari.
Kini, biarkan aku jatuh cinta pada apa yang kukerjakan.

Berkenaan dengan lembaran baru perjalanan berkarya, ada respons yang bermacam. Ada yang menyelamati, menyemangati, ada yang sampai bilang 'tinggal enaknya aja', ada juga yang entah serius entah tidak nanya masuknya bayar berapa? Ada yang bilang "Sekarang tidak ada alasan lagi untuk ....", ada yang minta ditraktir, untuk yg terakhir ini saya cuma bisa nyengir. Aneh juga melihat ada yg seakan ingin berdiri di sepatu saya, padahal saya pun terkadang ingin berdiri di sepatu orang lain. Meski bukan status palsu padahal kan status kayak gini bukan segalanya ya.
Selama ini sebetulnya ga minat sama sekali. Sekali-kalinya ikut seleksi, eh diterima, di pusat pula. Mungkin memang ini jalannya. Semoga saja nanti ada peluang untuk berkarya lebih jika bisa memasuki pusat sistem ketimbang 'teriak-teriak' di luar seperti selama ini. Kini yang terasa adalah bahagia dan takut sekaligus. Apa yang mesti ditakutkan? Berubahnya semangat dan integritas, yah anggap saja sekarang masih punya lah ya. Akankah lekang oleh waktu, tetap bersinar dan tak pudar? Akankah melupakan janji ini? Kelak akankah sama, untuk pertanyaan ini biar waktu saja yang menjawabnya. Apa yang akan anda lakukan jika hal yang membuat anda bahagia adalah juga hal yang menakutkan anda? Saat-saat dimana kita kehilangan kata-kata.Ketika merasa bahagia dan takut sekaligus dua.

Akhirnya, dengan ini mengucapkan kata-kata perpisahan. Selamat tinggal ISFI Karawang, selamat tinggal door prize, selamat tinggal materi-materi pengembangan profesi, selamat tinggal ibu 'Rianti' :p.



(sambil bertanya-tanya Seberapa pantaskah ku untuk ditunggu, untuk dinantikan)

25 November 2009

Kerja Keras adalah Energi Kita

Beberapa hari lalu, saya mampir sejenak ke kampus tempat saya menuntut ilmu dengan kerja keras di kawasan pendidikan Jatinangor. Sewaktu melewati gedung program studi geologi, saya melihat banner perayaan 50 tahun Geologi Unpad, di bawahnya ada logo Pertamina. Wah, ini adalah perusahaan minyak kita.

Jadi teringat, dulu di kampus, saya melihat mahasiswa-mahasiswa geologi sangat menghayati etos kerja keras sebagai energi. Maklum makanan sehari-harinya adalah batu cadas yg keras.

Kalau diingat-ingat, bulan ini pula tepat setahun kemarin perjalanan saya melawat ke negara tetangga kita, Malaysia. Salah satu kesan yang terlintas saat itu adalah membandingkan kondisi di sana dan di sini. Ambil saja contoh pertumbuhan dan perkembangan perusahaan minyak negaranya. Seperti diketahui, BUMN Malaysia Petronas memiliki menara kembar tertinggi di dunia, yang menjadi salah satu ikon Malaysia. Gedung ini semakin populer ketika muncul dalam film The Entrapment. Mungkin sebagai satu bentuk CSR (Corporate Social Responsibility), Petronas juga memiliki Petrosains, suatu wahana pendidikan sains yang dikemas dalam bentuk hiburan. Bagaimana Petronas dapat tumbuh sedemikian rupa dengan sumber daya energi yang tersedia di negaranya? Di negeri ini, kita bisa mendapati SPBU-SPBU Petronas bersama perusahaan asing lain seperti Shell dan lainnya, lalu adakah SPBU Pertamina di negara lain? Saya tak tahu pasti. Dengan sumber energi yang luar biasa di Indonesia, Pertamina memiliki potensi yang sangat besar untuk mewujudkan visinya menjadi Perusahaan Minyak Nasional Kelas Dunia.

Selama lebih dari setengah abad memenuhi kebutuhan energi bangsa Indonesia, bagaimana upaya kerja keras Pertamina memperbaiki diri? Lebaran dua tahun lalu, mungkin kita masih ingat ketika Pertamina mengenalkan jargon 'mulai dari angka nol ya', atau pun juga jargon 'kita untung, bangsa untung'. Yang paling dikenal luas tentu slogan 'Pasti Pas' yang memberi rasa kepastian pada konsumen dalam menggunakan produk-produk layanan Pertamina. Slogan ini bahkan menjadi inspirasi penulisan salah satu artikel di blog Apotekkita.

Tema besar yang diusung dalam rangka HUT PT Pertamina (Persero) ke 52 adalah "Kerja Keras adalah Energi Kita." Sempat terbersit tanya, apakah Pertamina melupakan kerja cerdas dan kerja ikhlas? Apakah Pertamina percaya bahwa kerja keras sudah cukup tanpa perlu cerdas dan atau ikhlas? Awalnya saya berfikir begitu, lalu tersadar bahwa kerja cerdas itu berkaitan dengan rencana kerja atau strategi. Sementara kerja ikhlas berkaitan dengan niat yg tulus, sementara kerja keras berkaitan dengan sumber energi yang nota bene merupakan bidangnya Pertamina. Jadi saya kira hanya masalah penekanan atau pencitraan saja dari Pertamina, sehingga tak perlu rasanya kita mempertanyakan kecerdasan atau keikhlasan Pertamina.

Sebagai rakyat biasa yang tidak memiliki latar belakang industri migas, harapan saya untuk Pertamina sederhana saja. Semoga untuk mendapatkan 1 litre of gasoline tidak mesti mengeluarkan 1 litre of tears. Semoga kita tak terpuruk di tengah ancaman krisis energi, untuk itu, tidak bisa tidak, kerja keras adalah energi kita.

Pertamina Blog Contest

21 November 2009

Dua Ribu Selusin

Ini bukan ulasan film, atau mo ngebandingin film kontroversial 2012 ma Da Vinci Code yg sama-sama dilarang tayang karena semacam alasan religius. Bukan juga mau ngebahas tuntas tentang hari akhir, meski abis baca novel tentang hari akhir dalam pandangan tiga agama langit. Cuma mau berbagi cerita sehari-hari yg wajar tapi tetap mengasyikkan.

Hari itu adalah momen kepasrahan. Que sera, sera. Setelah sebelumnya separuh kepalaku perih. Hari-hari tak kunjung berubah cerah, mendung, meski mendung tak selalu berarti akan hujan. Naskah yg dikirim tak menunjukkan tanda-tanda diterima. Saldo ATM (Artos Tina Mesin) sudah berkata "tidak" ketika hendak ditarik. Sementara uang di dompet hanya cukup untuk makan sehari. Fyuhh ... dan pengumuman belum muncul juga saudara saudara.

Tapi Selasa memang selalu luar biasa. Hari itu honor turun juga sepenuhnya (meski dipinjam dulu setengahnya). Lalu tak lama ke warnet dengan dagdigdug setelah sebelumnya merasa bodoh karena tak membawa serta kartu ujian. Akhirnya jari jemari mengklik. Dan ...


Suatu perjalanan baru akan menjelang. Sekali lagi Ia menunjukkan skenario indah. Ketika Ia menghapus rencana perjalanan saya dan menggantinya dengan skenario terbaik dan terindah. Seperti tersurat dalam pesan dari seorang kawan.

Chantal K bilang ia akan jatuh cinta tahun ini. Lalu saya mo ngapain ya di 2012? 3 tahun lagi impian apa yg ingin dicapai? Yang jelas, tetap berkarya dan berbagi seluas-luasnya. Kadang berfikir ada masa dimana kita mestinya duduk-duduk saja menikmati rinai hujan sore atau menghirup udara segar pagi hari. Sembari merenungì perjalanan ke belakang, merancang tuk masa yang akan datang. Jadi apa target saya di 2012? Yang jelas di tahun 2012 itu ada yg menikah. 2012, dua ribu selusin, gope 3, dipilih dipilih, klik jika anda suka.

This year is gonna be incredible
This year is gonna be the one

02 November 2009

Bergelora di Gelora (Lanjutan dari Perjuangan Menjadi "The Thirteenth Pharmacist")


i am a shadow. i have no name
(Tenchu 2 : Birth of The Stealth Assasins)

Pagi itu Gelora tampak ramai meski tak ada pertandingan yg dijadwalkan. Ribuan orang, 890 orang di antaranya bergelar apoteker, berdatangan dengan berbagai motivasi dan latar belakang. Duduk manis di antara angkatan yg lebih muda, saya merasa sedikit lebih tua dewasa. Walau semalam sebelumnya didera sakit kepala yg menyiksa tapi cukup teringankan hiburan jenaka opera mini van java sehingga soal-soal yg menyamar seakan tak ada jawabannya, meski sebenarnya persoalan sederhana, yg sebelumnya tak mudah bagiku akhirnya dapat pula kutemukan jawabnya.


Selepas dari istora, langsung menuju rumah melepas lelah. Melamun di bis sambil mengingat-ingat dan memilah milih fragmen kisah yg mana yg dpt diambil teladan dari cerita sehari-hari yg wajar, ketika memecahkan gelas ukur, dan keesokannya ada yg tertabrak mobil, lalu tersadar bahwa mungkin kali ini rasanya tak perlu membagi kisahku yg tak ada yg mengerti.

Termarjinalkan. Terabaikan. Dari kumpulannya terbuang lalu satu persatu jalinan kawan beranjak menjauh. Dihantam kegagalan demi kegagalan, lalu bertanya mengapa mesti aku?
Seakan terlupa akan sekian berkat yg diterima. Seexa nikmat yg melimpahi sekelilingnya.
Fabiayyii alaa i rabbikuma tukadzibaan.

Ternyata Axl Rose benar sewaktu melantunkan November Rain, pas masuk November kemarin hujan turun tepat jam 12. Dari siang mulut berasa pengen makan terus. Apa aja dimakan, roti, gorengan, minuman, hingga mie rebus 2 bungkus sambil menikmati dongeng Prison Break di televisi. Besoknya menunggangi kuda besi dari negeri sakura menyusuri jalanan antara Karawang Bekasi. B4M. Selepas itu, mampir ke toko buku. Jadi kabita pingin belanja, tapi dompet saya bilang, anggaran beli buku baru belum cair. Jadinya cuma lihat-lihat saja buku-buku yang menggoda. Ada Simfoni Inovasi yg ternyata mahal juga kalau beli (untung dapat gratisan). Dan Dan Brown (one of my favorite author) The Lost Symbol yang harganya bisa buat kantongku jebol. Setelah berhasil mengendalikan diri, akhirnya memutuskan untuk pulang sebelum malam hari menjelang. Kembali mengendarai si kuda besi sembari merasa serupa setahun kemarin, bahwa mimpi memang bisa mewujud nyata. Asalkan tetap percaya dan tetap berusaha.

01 November 2009

Teruntuk Dosen-dosen Farmasi

Habis mampir lagi ke kampus setelah sekian lama, jadi keingetan masa-masa kuliah. Dan salah satu sosok-sosok yang tak lepas dari ingatan adalah para dosen.
Yang entah bagaimana telah 'menggerus otak saya hingga homogen' dengan mortir ilmu. Sehingga saya mampu mengikat bundelan ilmu farmasi seperti ikatan hidrogen yang sedemikian kuat hingga ilmu tersebut tak mudah menguap seperti etanol jika diteteskan pada epidermis. Sosok yang menjaga saya dari kontaminasi masa muda, 'merebus saya di otoklaf' untuk memastikan tak ada bakteri atau kuman mencemari jiwa saya. Mengekstraksi yang terbaik dari diri saya dan mengemasnya secara lege artis. Mengajari bagaimana mengeja Dragendorf, Bouchardat, Gevarlijk hingga Warschuwing. 'Menyonde saya' sehingga tak pingsan dulu sebelum menjawab pertanyaan demi pertanyaan. Tak lupa memastikan kualitas saya tak jauh beda dengan kawan-kawan satu batch tahun ajaran kecuali dalam batas toleransi. Mengingatkan saya untuk berparadigma 'Profit oriented tapi dengan etika' dan seterusnya dan seterusnya. Menunjukkan bahwa ketika melakukan pemodelan molekul, struktur paling stabil akan didapat ketika struktur hanya memerlukan energi minimal. Mengajari saya berfikir dengan logic thinking untuk meningkatkan Quality of Life saya. Di antara Gedung, Peralatan, Sanitasi dan Higienitas serta Inspeksi Diri yang membuat saya aritmia, bradikardi dan takikardi sekaligus.



Kini setelah belajar mentransfer ilmu, saya sadar tak mudah untuk memahami sesuatu, dan membuat orang lain paham itu persoalan yang lain lagi. Betapa melelahkan untuk terus mengikuti perkembangan ilmu sehingga harus begadang malam sebelumnya mempersiapkan diri. Meski saya tak habis mengerti mengapa meski soal ujian tak jauh berbeda dengan tahun sebelumnya sehingga divisi akademik organisasi mahasiswa bisa membuat bank soal, kami dulu masih saja menengok kiri dan atau kanan mencari sekilas petunjuk jawaban.

Akhirnya meski cuma sespora, tulisan ini hanya sebentuk tanda cinta, dari seorang (mantan) mahasiswa yang biasa-biasa saja.

*Koreksi dari seorang dosen : "Sebenarnya ikatan hidrogen itu bukan ikatan yang kuat [kekuatan ikatannya 1-5 kkal/mol], yang paling kuat adalah ikatan kovalen [33-200 kkal/mol]..."

Tanggapan dari seorang dosen : "seperti sepetak sawah, kusemain dengan benih terbaik. kutaburi pupuk organik, kuairi tidak kurang dan tidak lebih, kubersihkan dari gulma pengganggu, kujaga dari hama perusak, bahkan dari burung pipit lapar. Dan.., ini rahasia kami saja, doa senantiasa kami panjatkan, agar segalanya berjalan sesuai harapan.

Tumbuhlah ... kalian, jadilah padi-padi terbaik, makin berisi makin merunduk. emaskanlah hatimu, seperti warna padi yang siap panen, menjadi manfaat bagi orang banyak."

27 Oktober 2009

Perjuangan Menjadi "The Thirteenth Pharmacist"

Hari pertama perjalanan ke kampus farmasi tersayang. Tiba sekitar pukul 8. Suasana Jatinangor telah cukup banyak berubah. Gerbang kampus pun dipindah tak lagi di tempat sebelumnya.



Memasuki gerbang kampus, berpapasan dengan dua gadis berbaju kurung, dari arahnya datang, bisa ditebak kuliah di fakultas apa. Lewat di FK dan FKG, terlintas ciri khas mahasiswa-mahasiswi kedok, baik kedokteran atau pun kedokteran gigi. Farmasi bawah, Pakilun MIPA, melewati Geologi, Kimia Sudah Dekat.

Saat tiba di gedung D6 sedang jadwalnya UTS jadi sepi deh. Masuk ke ruang TU, ada dua professor sedang mengobrol, langsung saja menuju A Tedi. Tak perlu menunggu lama, urusan pun selesai. Jadi jalan-jalan sebentar melihat-lihat kampus. Wah, Matematika dan Statistika sudah punya gedung sendiri. Berkeliaran di lantai 2 dan 3 D6, mengurai nostalgia di antara ruang kuliah dan laboratorium. Lab TI, haha.. ketika pernah iseng meng-copy daftar nilai seluruh angkatan, serta mengintip nilai praktikum fitokimia sebelum resmi dikeluarkan. Menyeruaklah kenangan-kenangan itu sembari melanjutkan perjalanan pulang turun gunung. Menebar pandang ke segala sudut kampus penuh kenangan. Wah Masjid Nurul Ilmi tampilannya beda lho. Lapangan dekanat MIPA, sudut kecil di Fasa, Masjid Fisip, dan yang tak boleh tertinggal, the legendary Tanjakan Cinta.



Sebelum pulang mampir ke mallnya Jatinangor. Bookshopping therapy. Nemu bukunya si Ikal Andrea Hirata, The Science of Business. Fiuuh, jadi sempat bertanya-tanya, ini orang yang sama yang nulis Laskar Pelangi sama Sang Pemimpi? Banyak novel, kayanya novel lagi booming sekarang. Jadinya beli Torey Hayden.
Mampir juga di Masjid IPDN. Tak lama menunggangi Elang untuk berhenti di Leuwipanjang. Pulang.

Lalu Teman Sejati maksudnya apa?
Maksudnya adalah "Tebar Cahaya Iman Sejukkan Jatinangor" Setuju?

Hari kedua

Setelah sukses mencairkan honor tulisan yang nyaris hangus, saya bergegas bergabung dengan Warga menuju kota. Perjalanan di bis kota sedikit banyak menggoreskan serpihan sesal di hati karena meninggalkan jadwal di High School Pharmacy. Tapi bagaimana lagi, hidup adalah pilihan. Lagipula manusia bukan amuba yang bisa membelah dirinya menjadi dua. Memilihlah, dan bertanggung jawab atas pilihan yang diambil.

Bertemu kenek bis yang membuat saya terkesan karena ia mengembalikan uang saya yang katanya kelebihan. Uang ongkos yang mestinya cuma dua ribu, saya beri tiga ribu. Lalu ia mengembalikan seribunya. Wew.. jarang-jarang kan ada kenek kayak gini. Dulu bahkan pernah (sering deh) ongkosnya dimahal-mahalin. Lha ini, cuma kelebihan seribu dibalikin. Bagaimana tidak membuat saya bertanya-tanya.

Sampai di tujuan, ketemu dua adik kelas. Bobi dan seorang lagi yang cuma kenal mukanya. Belakangan saya tahu namanya Ana, entah apa nama panjangnya, yang jelas bukan Anna Althafunnisa atau aaaannnnaaaa. Berbincang sambil menunggu giliran. Sedikit banyak menyinggung soal idealisme. Iya sih, idealisme tidak bisa dimakan. Jadi buat apa coba idealisme dipertahankan? Meski idealnya tidak seperti itu, tapi toh dunia berjalan dengan caranya sendiri. Seperti kata Ceu line Dion, That's The Way It Is. Itulah sebagaimana mestinya. You may not like it, but that is the way it is. Fiuuh.. whatever lahm yang jelas saat ini mesti mencari kekuatan untuk melebihi 50 orang.

Btw, Hari ini Hari Blogger Nasional, sudahkah mampir ke blog saya?
Hmm... Tulisan kaya gini dibilang menginspirasi?

Nantikan episode selanjutnya dari Perjuangan Menjadi "The Thirteenth Pharmacist"

24 Oktober 2009

Dunia Cinta Indonesia

Sedikit geleng-geleng kepala ketika beberapa waktu lalu mendapati karya Peter Fennema yang direkomendasikan teman-teman di FB. Wow, ada bule yang ngefans sama lagu-lagu Indonesia dan mahir membawakannya pula. Pelafalannya pun nyaris seperti orang Indonesia sendiri. Keren lah. Dari situsnya Peter, nemu juga situs ini, yang akhirnya merujuk ke situs ini. Sebagian dari tanda cinta warga negara lain pada Indonesia.
Bukankah mencerahkan? Ketika mengetahui bahwa di muka bumi ini ada warga negara lain yang memiliki ketertarikan bahkan mencintai Indonesia sedemikian rupa.
Jika warga dunia mencintai Indonesia, adakah alasan untuk warganya sendiri untuk tidak mencintainya pula?



Lalu bagaimana cara anda menunjukkan atau membuktikan cinta pada Indonesia? 

Kulihat Ibu Pertiwi
sedang bersusah hati
air matanya berlinang

01 Oktober 2009

Klaim Budaya, Hak Cipta dan Plagiarisme

Pada tanggal 2 Oktober 2009 UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) akan menetapkan batik sebagai warisan budaya dari Indonesia (the world cultural heritage of humanity from Indonesia). 
Unesco mengakui bahwa batik sebagai warisan budaya tak benda yang dihasilkan oleh Indonesia. Menurut Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan, sebagai warga Indonesia, masyarakat Jabar sangat pro batik dan sudah tentu mendukung seni batik sebagai bagian dari budaya, khususnya dalam berbusana karena batik merupakan warisan budaya asli Indonesia yang perlu dijaga dan dilestarikan. (okezone.com)
Pengakuan UNESCO ini semestinya merupakan langkah berkelanjutan dari pemerintah dalam upaya melindungi warisan budaya bangsa. Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik mengatakan bahwa sejak 2003 kebudayaan Indonesia telah diakui oleh UNESCO dengan diraihnya sertifikat wayang sebagai warisan budaya tak benda dan keris sebagai warisan budaya dunia dari Indonesia. Selanjutnya, pemerintah terus memperjuangkan satu per satu karya budaya dengan menominasikan angklung sebagai warisan budaya dari Indonesia. (Antara).

Antara Indonesia dan Malaysia
Pertengahan November 2008 lalu, saya sempat terlibat dalam sebuah kegiatan akademis di sebuah kampus swasta di Malaysia. Sehingga sedikit banyak menjadi bagian dari denyut kehidupan di sana, khususnya di Kuala Lumpur.

Sebagai negeri tetangga satu rumpun, suasana di Indonesia dan Malaysia tak banyak berbeda, selain pada beberapa hal saja. Dengan jumlah penduduk hanya sepersepuluh penduduk Indonesia, Malaysia cukup leluasa mengatur kekayaan negaranya untuk kesejahteraan rakyat. Infrastruktur kota seperti jalan raya dan trotoarnya terbilang nyaman, lebar trotoar di sini bahkan bisa nyaris sama dengan lebar jalannya sendiri yang menunjukkan bahwa kenyamanan pejalan kaki begitu diperhatikan. Selain itu, nyaris di setiap kedai atau toko, selalu terdapat bendera negara. Seakan ingin mengingatkan setiap pengunjung sedang berada di mana. Bagaimanapun, negara satu rumpun yang merdeka pada bulan yang sama, hubungan Indonesia Malaysia sering mengalami pasang surut.
Isu klaim budaya ini mengemuka di antara kasus-kasus lain seperti penganiyayaan TKI dan pelanggaran batas wilayah. Sebenarnya agak rumit menyikapi persoalan klaim budaya ini, karena terdapat kemungkinan tumpang tindih antara budaya Malaysia dan Indonesia, yang memang berasal dari satu rumpun. Belum lagi jika mengingat bahwa terdapat cukup banyak keturunan Melayu di Malaysia yang merupakan keturunan orang Indonesia, baik dari suku Aceh, Padang, Sumatera Utara, Jambi, Palembang, Jawa, Madura, Bugis dan sebagainya.

Negara Pembajak?
Peribahasa mengatakan "Kuman di seberang lautan nampak, gajah di pelupuk mata tak nampak". Nasihat ini mengajari kita bahwa sebelum menuding keburukan orang lain, tengoklah sejenak wajah sendiri. Sebelum menuding memaki, sejenak lihat sekeliling, adakah keburukan yang sama dalam diri? Apakah Indonesia bukan Negara pembajak?
Studi IDC (International Data Corporation) menyebutkan bahwa tingkat pembajakan perangkat lunak di Indonesia sebesar 85% dengan potensi kerugian sebesar US$ 544 juta pada 2008. 'Prestasi' ini mengantarkan Indonesia pada posisi 12 dari 110 negara yang melakukan pembajakan di dunia (www.wartaekonomi.co.id). Amerika Serikat bahkan menempatkan Indonesia dalam daftar hitam pelanggar Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI) pada kategori ‘Priority Watch List’. Lembaga US Trade Representative (USTR) merilis laporan tersebut dalam tajuk ‘Special 301′ seperti dikutip detikINET (Mei, 2009).
Dan kita tentu tahu, bukan cuma perangkat lunak, tapi produk kreasi budaya seperti musik dan film tidak lepas dari pembajakan di negeri ini. Fenomena seperti ini telah berulang kali dikeluhkan oleh para pelaku seni di negeri kita. Menurut www.majalahtrust.com, sampai tahun 2003 saja, peredaran produk bajakan menyebabkan kerugian negara dari sektor pajak mencapai Rp 1,189 triliun dan kerugian industri rekaman bahkan sampai Rp 16 triliun. 
Seperti dilansir di portal berita Kompas.com pada tanggal 20 Agustus 2009, Data Departemen Perindustrian menunjukkan bahwa, 70 persen dari 32 produsen cakram optik yang beroperasi di dalam negeri, 22 di antaranya melakukan usaha pembajakan dengan jumlah produksi mencapai 365,76 juta keping di tahun ini.
Terdapat perbedaan antara karya seni budaya dengan karya cipta yang bersifat pembaruan teknologi. Secara terminologi, paten merupakan klaim terhadap pembaruan teknologi dan sebenarnya bukanlah hak untuk menggunakan suatu karya cipta, melainkan lebih pada hak untuk mengecualikan pihak lain untuk memanfaatkan karya cipta tersebut.
Menurut Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia, tidak ada paten untuk seni budaya. Karena jika masa berlaku paten suatu seni budaya telah habis, maka seni budaya tersebut dapat diklaim oleh siapa saja.

Bangsa yang Kreatif?
Tersinggungnya kita ketika ada pihak yang mengambil kekayaan budaya semestinya juga menyadarkan kita bahwa pengambilan hak cipta semena-mena itu menyakitkan. Bentuk penganiyayaan hak cipta ini wujudnya dapat bermacam-macam, salah satunya di bidang literasi adalah mengutip artikel seutuhnya tanpa mencantumkan penulis dan atau sumber. Sebagai bangsa yang kaya seni budaya, selayaknya kita memiliki kebanggaan dalam menciptakan konten yang baru dan segar dan bukan sekedar meniru atau bahkan menjiplak habis-habisan kreatifitas orang lain.
Apakah kita masih berani menyebut diri bangsa yang kreatif? Jika sempat berwisata ke toko-toko buku, berapa banyak judul atau desain sampul yang serupa dengan Ayat-Ayat Cinta atau Laskar Pelangi ketika novel-novel tersebut sedang 'booming'? Ketika ada suatu acara televisi yang digemari, stasiun TV lain segera berlomba membuat acara serupa. Mengapa kita melakukan pembajakan? Bukankah nenek moyang kita seorang pelaut, bukan bajak laut? Jangan sampai ada yang melemparkan ke wajah kita, ucapan ‘maling teriak maling’. Bagaimana menurut anda?

29 September 2009

Lucy Kecil yang Mengubah Dunia

Senin, tanggal 28 September 2009, pihak Rumah Sakit St Thomas, London mengumumkan secara resmi kematian Lucy Vodden, wanita yang menjadi inspirasi The Beatles dalam lagu mereka yang berjudul "Lucy in the Sky with Diamonds". Dua tahun lalu, Lucy mengungkapkan bahwa ia adalah sumber inspirasi lagu tersebut pada radio BBC.
Julian Lennon, anak John Lennon, adalah teman sekelas Lucy Vodden. Ketika itu Julian yang berusia 4 tahun, pulang dari sekolah dengan membawa gambar "Lucy in the Sky with Diamonds" dan menunjukkannya kepada ayahnya gambar tersebut.  John Lennon sendiri pada saat itu sedang dalam proses pembuatan lagu untuk album "Sgt. Pepper's Lonely Hearts Club Band," album ke delapan The Beatles yang menurut banyak pengamat musik merupakan album pop paling berpengaruh sepanjang masa.
Banyak orang meyakini bahwa lagu yang menjadi hit pada tahun 1967 ini merupakan lagu pemujaan terselubung untuk LSD. John Lennon sendiri secara konsisten membantah dugaan tersebut dan menyatakan bahwa judul lagu itu terinspirasi dari Lucy Vodden, teman dari anaknnya. Demikian seperti diulas di www.snopes.com.


LSD, Obat Halusinasi
Judul lagu itu sendiri jika disingkat memang menjadi LSD (lysergic acid diethylamide). LSD merupakan sebuah obat halusinasi yang sempat populer di kalangan musisi seangkatan The Beatles dan turut serta memunculkan budaya psikedelik di tahun 1960-an.
Menurut Stephanie Murphy, peneliti dari Department English, College of Arts and Sciences, budaya psikedelik ini merupakan budaya tanding dari masa sebelumnya, yang berlandaskan pada sebuah konsep kebersamaan (peer togetherness) dan mendorong suatu bentuk aktivitas yang mencari makna kebebasan, termasuk dalam hal berfikir dan berekspresi. Dengan pengaruh halusinasinya, LSD mempengaruhi generasi psikedelik ini secara mental dan spiritual.
Artis Andy Warhol dan penulis Aldous Huxley serta Tom Wolfe mengakui bahwa karya-karya mereka dipengaruhi LSD. Sempat tercatat pula pengakuan beberapa musisi seperti Jimi Hendrix, The Doors, The Jefferson Airplane, dan The Grateful Dead, terkait pengaruh LSD pada karya-karya musik mereka. The Grateful Dead sendiri, yang pada awalnya bernama The Warlocks, mengeluarkan lagu-lagu hits dalam daftar tangga lagu saat itu.
LSD menjadi sangat terkenal pada periode 1964 sampai 1966, ketika industrialisasi, urbanisasi, dan mekanisasi sangat maju dan berkembang di Amerika. Seorang psikolog, Timothy Leary, bahkan menyerukan bahwa kedamaian dunia dapat terwujud hanya jika semua orang menggunakan obat-obatan. Timothy Leary juga mendalami relasi pengaruh pengkonsumsian LSD dengan agama serta mitologi budaya Timur.


Antara Anugerah dan Kutukan
Albert Hofmann, yang menemukan LSD pada 1938, mungkin salah satu orang yang dapat menyatakan klaim bahwa ia telah mengubah dunia. Secara langsung maupun tidak langsung, LSD berperan dalam proses penemuan-penemuan penting seperti tetikus komputer oleh Douglas Englebart ataupun struktur DNA oleh Francis Crick. Seperti diulas di Wired.com, pada sebuah konferensi pers, Hofmann mengungkapkan bahwa Kary Mullis menyatakan bahwa LSD membantunya mengembangkan teknik PCR (polymerase chain reaction). Teknik PCR ini berguna untuk membantu amplifikasi urutan DNA spesifik yang menjadi dasar analisis DNA forensik untuk mengenali identitas jenazah buronan polisi.
Berakhirnya paten LSD pada 1963 membuat LSD dapat dibuat secara bebas. Sebelum dinyatakan illegal pada 1966, banyak terapis memuji LSD sebagai obat ajaib untuk psikoterapi. Namun pada 16 Oktober 1966 di California, LSD dimasukkan ke dalam schedule-1 drug, yang dianggap tidak memiliki 'nilai medis atau ilmiah', meskipun terdapat lebih dari 1000 publikasi makalah ilmiah yang membahas penggunaan LSD pada lebih dari 40,000 pasien schizophrenia, depresi, alkoholisme dan penyakit lain. Hofmann sendiri adalah pemrotes keras pelarangan total LSD. Menurutnya “Untuk keperluan psikologis dan penelitian lebih lanjut, penggunaan LSD seharusnya dilegalkan”.
Hofmann meyakini bahwa LSD, adalah hal yang dapat menjembatani sekat yang berkembang antara dunia materi dan spiritual. “Aspek materi dari realitas bukanlah segalanya,” ujar Hofmann. “Adalah aspek spiritual yang sama pentingnya. Tapi di dunia kita yang rasional, orang-orang kehilangan kontak dengan realitas semacam itu.” “Sebagaimana kita memerlukan obat-obatan untuk mengatur bermacam sistem fisiologis kita, kita juga memerlukannya untuk merangsang perasaan religius pula.” ungkapnya suatu ketika. Hofmann kerap dilanda keraguan mengenai obat temuannya itu, apakah obat ini merupakan anugerah atau kutukan untuk umat manusia. Ia membandingkan LSD dengan temuannya yang lain, yakni Metergin, Dihidroergotamin, dan Hidergin, yang tak menimbulkan beragam masalah dan menjadi obat-obat yang berguna dalam terapi. Albert Hofmann meninggal dunia tahun lalu pada usia 102 tahun. Hofmann meninggal di kediamannya di Basel setelah menderita serangan jantung.
Pihak medis Swiss kini telah memberikan persetujuan pada dokter untuk melakukan pengujian psikoterapi yang dibantu LSD pada pasien yang menderita kanker stadium lanjut dan penyakit sejenisnya. Ini akan menjadi penelitian yang diakui pemerintah yang pertama sejak 35 tahun. Pengujian ini disponsori oleh Multidisciplinary Association for Psychedelic Studies (MAPS) dan menelan biaya sekitar $150,000.

28 September 2009

My Life in Ramadlan 1430


Awal Ramadlan :
Tahun kemarin masih dapat banyak SMS 'Selamat Ramadlan', sekarang ucapannya lewat Facebook
Minggu pertama tarawih, tetangga sebelah rumah kemalingan. Motor, HP dsb. Pas baru pulang tarawih, pintu rumahnya dah terbuka lebar.
Puasa pertama kebanyakan tidur, sekarang terasa akibatnya
Kemarin puasa kebanyakan tidur, sekarang mesti kebanyakan ibadah. Bukankah tidur adalah ibadah? (goodluck)
I'm still young, that's my fault. There's so much i have to know.
Ternyata minum obat saat puasa Ndak Bisa Suka-suka
Memikirkan harapan paling besar dan paling berarti dalam hidupnya (thinking)
ingin
ikutan farmasi.ugm.ac.id/isapps tapiii..
Rizuki jadi Master di usia 16 tahun. Ingin ngambil Master juga, farmasi komunitas kali ya...8-)
bilang
Tahukah Anda bahwa Fajar Ramadhitya Putera lahir di bulan Ramadlan?

Rumah yang paling lemah adalah rumah laba-laba (29:41). So sorry spidey.
Apakah sinetron PPT mencerminkan negara ini? Pak RW = pemerintah, Udin Hansip = Militer, dsb.

Menarik Sejak Scene Pertama (Review Film Memoirs of a Geisha)


Dari awal film ini sudah mencuri perhatian saya. Kata-kata pembuka yang menggelitik rasa ingin tahu mengenai kisah apa yang akan disajikan. Nuansa eksotik Jepang pada masa itu pun disajikan secara apik.Rangkaian kata-kata yang dipilih dalam menceritakan kisah hidup Sayuri sang tokoh utama pun menarik dan tak biasa, penuh makna filosofis. Jalinan ceritanya juga indah. Singkatnya ini adalah salah satu film adaptasi novel yang membuat kita ingin mengetahui novelnya seperti apa.









26 September 2009

Despair of A Pharmacist

Pernahkah kau merasa tertinggal dari kawan-kawan?
Yang dulu sama-sama culun lugu waktu sekolah namun kini sudah sedemikian rupa bermetamorfosa

Ada yang telah berhasil menulis buku, tak cuma satu bahkan dua hingga tiga
ada yang berhasil memiliki perusahaan sendiri, terbilang sukses pula
ada yang telah menggenapkan agamanya, bahkan sudah punya buah hati penerus cita yang diberi nama dengan tiga kata yang ejaannya susah-susah.
ada yang telah berhasil meraih gelar keduanya
ada yang telah singgah di berbagai belahan dunia, dalam rangka kerja atau melanjutkan studinya
sementara saya begini-begini saja (mungkin ga pantes kerja di aer)

Tapi sejak kapan jalan hidup berubah menjadi lintasan balap lari yang pemenangnya cuma dijatah tiga? Bukankah tiap orang punya jalan hidupnya masing-masing. Punya berkat untuk disyukuri dan punya masalah untuk dihadapi sendiri-sendiri. Rumput tetangga lebih hijau? Ah tidak semua yang terlihat itu seperti apa adanya.

Syukuri apa yang ada, hidup adalah anugerah. Itu kata lagu. Lagu yang hanya terdiri dari rangkaian kata-kata.

Sejatinya yang saya punya mungkin memang cuma kata-kata, untuk membawa pergi sebentuk hati.


It's only words and words is all i have to take your heart away
(Words_Bee Gees )

(dituliskan pertama kali di Catatan Facebook saya, tak menyangka kalau teman-teman juga merasakan hal yang sama)

21 September 2009

Berhari Raya di Negeri Tetangga

Hari Raya jauh dari keluarga, kerabat dan kawan-kawan? Seperti apa rasanya? Kira-kira itu yang saya rasakan ketika hari raya Idul Adha beberapa bulan lalu di negeri tetangga. Pertama kalinya merayakan Idul Adha jauh dari semua handai taulan. Tapi seru juga mengamati suasana baru yang agak berbeda di hari raya.

Beruntung, tetangga apartemen waktu itu berbaik hati mengundang untuk turut merayakan hari raya di tempatnya. Bertukar cerita tentang masing-masing adat dan budaya negara asal (meski sebenarnya satu rumpun jadi banyak kesamaan ketimbang perbedaan).

(Postingan yang aneh, di Hari Raya Idul Fitri malah ngomongin Idul Adha)

07 September 2009

Sail Your Hope, Pharmacy Publishing


Anda mungkin telah banyak mendengar atau membaca mengenai betapa kayanya alam kita akan keragaman hayati yang menempati nomor dua di dunia setelah Brazil. Mungkin juga anda pernah mendengar bahwa jika kekayaan alam dari laut turut diperhitungkan, maka keanekaragaman hayati kita adalah nomor satu di dunia. Ya, Indonesia memang memiliki potensi sumber daya alam yang sangat luar biasa.

Namun agak miris melihat kenyataan bahwa meskipun negara ini memiliki potensi yang luar biasa kaya di bidang obat-obatan tapi ternyata masih sangat mengandalkan impor bahan baku obat. Apakah riset obat-obatan kita benar-benar telah tertinggal ratusan tahun dari negara-negara lain?

Itu hanya salah satu fenomena di bidang farmasi, di samping hal-hal lain yang menjadi potret miris negeri ini. Saya adalah seorang apoteker, bidang yang buat banyak orang hanya melulu berkutat dengan bau obat dan perkara racik meracik. Kalau dibandingkan bidang lain, bidang farmasi adalah bidang yang dalam benak kebanyakan orang termasuk sesuatu yang tak dekat dengan keseharian. Padahal sejatinya, bidang farmasi menyentuh kehidupan semua orang, setiap hari. Setiap hari ketika kita makan, bersolek atau mandi, produk-produk farmasi mewarnai hari-hari kita.

Salah satu upaya menjembatani kesenjangan itu adalah melalui media, yang dapat diakses semua orang. Media dapat meraih banyak orang dengan waktu yang singkat sehingga sangat efektif untuk memberikan informasi dan edukasi. Misalnya saja mengampanyekan cara penggunaan obat yang rasional, termasuk penggunaan antibiotik yang seakan menjadi obat dewa di negeri ini. Atau membawa persepsi masyarakat tentang efektifitas obat generik.

Tidak mudah, tapi juga bukan tidak mungkin. Saya teringat nasehat seorang pewawancara di sebuah industri farmasi dua tahun silam. Bahwa melakukan pekerjaan yang sesuai minat akan lebih baik. Itu argumennya ketika saya menjawab bahwa minat tidak begitu penting ketika ada kewajiban. Karena pekerjaan yang dilakoni atas dasar minat akan melahirkan energi yang tak habis-habis.

Ketika memikirkan harapan paling besar dan paling berarti dalam hidup saya, ingatan saya melayang beberapa tahun silam ke masa-masa kecil. Passion saya adalah membaca. Membaca alam semesta, membaca manusia, membaca kehidupan, dan membaca buku tentu saja. Sejak kecil membaca adalah passion saya. Saya seringkali makan sambil membaca majalah anak-anak. Dan lebih tertarik ke toko buku ketimbang sepatu, baju atau makanan. Melalui membaca, banyak ’guru’ yang mengajari saya berimajinasi merangkai makna, menyusun cerita, membayangkan alur logika, hingga menjelajah dunia dan mengadu wacana. Guru-guru saya adalah semua mereka yang telah menguraikan buah pikirannya melalui pena, baik yang tertulis maupun tidak. Mungkin pula itu yang melatarbelakangi minat saya pada media.

Sekarang, yang terlintas dan berputar-putar di benak saya adalah keinginan mewujudkan sebuah media komunikasi dan informasi mengenai apa yang menjadi keperluan semua orang setiap harinya, yakni segala sesuatu yang menyangkut makanan, kosmetik, obat dan perbekalan kesehatan. Mungkin berupa media cetak, mungkin juga berupa media online, yang jelas dikemas dalam bahasa keseharian. Kira-kira begitu visinya.

Harapan saya, masyarakat dapat menjadi semakin sadar dan pintar, sehingga potensi yang ada di negeri ini dapat dimanfaatkan sepenuhnya untuk kesejahteraan bersama. Sehingga masyarakat semakin meningkat kualitas kesehatannya. Bayangkan apabila kita mampu membuat vaksin HIV atau flu burung, hormon insulin, dan enzim-enzim dari ladang-ladang palawija Indonesia. Ketika ladang tembakau dijadikan pabrik enzim ketimbang digunakan untuk produksi rokok. Jika dapat terwujud, tentu kualitas hidup masyarakat Indonesia akan meningkat.

Saya ingin menyebarluaskan informasi dan edukasi mengenai kefarmasian dan kesehatan pada masyarakat luas seluas-luasnya melalui berbagai media baik online maupun offline. Pharmacy Publishing, Pharmacy for everyday life. Rasanya itulah harapan saya.

03 September 2009

Cara Pakai Misoprostol

Tahukah anda bagaimana cara pakai obat misoprostol?
Mudah saja sebenarnya cara pakai obat misoprostol. Seperti halnya obat secara umum yang harus digunakan sesuai aturan, cara pakai obat misoprostol pun ada aturannya agar tidak terjadi efek yang merugikan.
Gunakan obat misoprostol sesuai petunjuk resep dokter, bukan yang lain.

Pemakaian yang salah bisa mengakibatkan hiperkontraksi (kejang yang berlebihan) pada rahim. Efeknya jaringan rahim bisa rapuh atau kram perut yang nyerinya bisa jauh melebihi haid biasa. Pada kasus yang parah, bahkan dapat menyebabkan rahim harus diangkat. 

Menyerah Jangan? Jangan Menyerah


Dari pada berdebat tentang istilah farmasis atau apoteker, atau ngomongin dokter dispensing yang bikin pening. Mendingan kembali mencoba mengenggam mentari. Di antara ujian, cobaan dan teguran yang membuat penat, semoga aku bisa dan mungkin aku mampu untuk tetap berjalan. Ditolak lagi? Sudah biasa toh?

01 September 2009

Obat untuk Cinta Terlarang ?


Tuhan, berikan aku hidup satu kali lagi_Cinta Terlarang - The Virgin
Fenomena obat aborsi adalah contoh obat yang digunakan secara off label atau peruntukannya tidak sesuai dengan petunjuk resmi. Efek sampingnya yang dapat mengugurkan kandungan malah diminati sebagai tujuan utama mengesampingkan penggunaan resminya sebagai obat tukak lambung. Obat tersebut memang sebaiknya tidak digunakan tanpa petunjuk dokter karena pemakaian yang salah bisa mengakibatkan dampak yang fatal. Karena itu, berhatilah dalam menggunakan obat, konsultasikan dengan tenaga kesehatan.
Jadi adakah obat untuk cinta terlarang?

30 Agustus 2009

RUU Kesehatan : Regulasi atau Legalisasi Aborsi?

Apakah seorang kekasih suka mencabut nyawa kekasihnya?
(Pertanyaan nabi Ibrahim pada Tuhan)

Suatu ketika seorang remaja putri berkonsultasi pada saya tentang bagaimana dia baru saja mengkonsumsi sebuah obat sebanyak 9 pil (1 dimasukkan ke dalam (maaf) vagina dan 8 sisanya diminum secara berkala 1,5 jam dari jam 23.00 sampai sore). Ia melakukannya karena ingin mengugurkan kandungannya. Miris, cinta yang semestinya memberi kehidupan, malah merenggut kehidupan. Mungkin ini yang terjadi ketika cinta terlarang, meski pada fitrahnya sebagian besar orang mencintai kehidupan seberapa pun pahitnya. Namun demikian, dunia tak selalu hitam putih atau abu-abu, selalu ada alasan yang mendasari sebuah pilihan.
Sebenarnya tindakan yang dilakukan remaja tersebut adalah salah satu fenomena obat yang digunakan tidak sesuai dengan indikasi resminya. Obat yang digunakan adalah obat radang lambung sejenis hormon prostaglandin dengan efek samping yang dapat mengugurkan kandungan. Cara pemakaian yang salah dari obat tersebut dapat mengakibatkan hiperkontraksi (kejang yang berlebihan) pada rahim. Efeknya jaringan rahim dapat menjadi rapuh atau kram perut yang nyerinya bisa jauh melebihi haid biasa. Pada kasus yang parah, bahkan dapat menyebabkan rahim harus diangkat.
Obat ini termasuk golongan obat keras daftar G yang hanya boleh didapatkan dengan resep dokter, sayangnya di lapangan obat ini masih dapat dengan bebas diperjualbelikan tanpa resep. Obat ini salah satu obat yang sering digunakan pada praktek-praktek aborsi yang tidak aman.

Regulasi Aborsi
Praktek aborsi yang tidak aman selama ini sering menyebabkan kasus perdarahan yang berkontribusi pada tingginya angka kematian ibu di Indonesia. Untuk itu, perundang-undangan yang meregulasi masalah aborsi secara jelas diharapkan dapat menurunkan jumlah praktek aborsi yang tidak aman ini.
Saat ini DPR sedang membahas RUU Kesehatan untuk menggantikan UU Kesehatan no 23 tahun 1992. Perihal aborsi sebenarnya telah diatur dalam pasal 15 UU No. 23 Tahun 1992. Dalam UU ini, aborsi secara implisit dibolehkan bagi kasus-kasus yang secara klinis memang perlu diberhentikan kehamilannya dalam keadaan darurat, sebagai upaya untuk menyelamatkan jiwa ibu hamil dan atau bayinya. Ayat 2 pasal itu mensyaratkan bahwa tindakan medis itu hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan dilakukan pada sarana kesehatan tertentu. Kewenangan untuk itu dilakukan sesuai dengan tanggung jawab profesi dan pertimbangan ahli, serta harus ada persetujuan dari ibu hamil yang bersangkutan atau suami atau keluarga. Sementara ayat 3 dari pasal itu menyatakan bahwa ketentuan lebih lanjut mengenai tindakan medis tertentu, sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dan ayat 2, ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

Amandemen
Amandemen UU Kesehatan diharapkan akan dapat menjelaskan hal-hal yang perlu dijelaskan lebih lanjut. Namun RUU Kesehatan ini dinilai masih memiliki banyak kelemahan sehingga menuai penolakan dari sejumlah elemen masyarakat.
Misalnya pada pasal 63 yang seolah membuka celah legalisasi aborsi. Dalam pasal 63 RUU itu dijelaskan bahwa praktek aborsi dapat dilakukan atas dasar indikasi kegawatan medis yang ditentukan oleh tenaga kesehatan berwenang. Dikhawatirkan penafsiran indikasi kegawatan medis ini bisa bermacam-macam sehingga perlu ada kejelasan mengenai indikasi kegawatan medis yang dimaksud. Sebagaimana dinyatakan dalam pasal 63 ayat 4 bahwa penghentian kehamilan yang bermutu, aman, bertangung jawab, diatur dalam UU tersendiri.
Ada kekhawatiran bahwa amandemen UU Kesehatan akan mendorong aborsi yang bukan dikarenakan alasan medis. Padahal menurut hasil musyawarah kerja nasional etik kedokteran III pada April 2001, aborsi hanya boleh dilakukan atas indikasi medis. Sehingga siapa pun tidak dibenarkan melakukan aborsi tanpa adanya indikasi medis.
Memaknai persoalan aborsi memang tidak semata perkara moral saja. Tetapi adakah alasan untuk pembenaran aborsi selain atas dasar indikasi kegawatan medis atau karena kegagalan kontrasepsi, atau pada korban perkosaan?
Pada RUU Kesehatan yang baru, aborsi dilarang kecuali berdasarkan adanya indikasi kedaruratan medis yang dideteksi sejak usia dini kandungan, baik yang mengancam nyawa ibu/janin yang menderita penyakit genetik berat dan atau cacat bawaan maupun yang tidak dapat diperbaiki sehingga menyulitkan bayi hidup. Keputusan tentang keadaan darurat ini ditetapkan oleh minimal dua dokter yang teregistrasi pada Konsil Kedokteran Indonesia dan memiliki surat izin praktik dan atau dokter yang merawat serta seorang psikolog dan tokoh agama. Pengguguran kandungan hanya boleh dilakukan dokter yang memiliki surat izin praktik dan telah memperoleh pelatihan khusus.
Dengan adanya amandemen UU Kesehatan, isu aborsi bukan untuk dilegalisasi melainkan untuk diregulasi. Perempuan wajib dilindungi dari praktek penghentian kehamilan yang tidak bermutu, tidak aman dan tidak bertanggung jawab sebagaimana pasal 63 RUU Kesehatan mengamanatkan hal tersebut kepada pemerintah. Serta perlu diupayakan usaha lain untuk menurunkan angka kematian ibu seperti konseling mengenai pelayanan kesehatan reproduksi pada perempuan. Regulasi aborsi dalam RUU Kesehatan bukan dimaksudkan untuk menghambat akses pelayanan kesehatan reproduksi bagi perempuan, melainkan untuk mengakomodasi hak-hak warga negara atas perlindungan kesehatannya, termasuk kesehatan reproduksi perempuan.
Menurut Pasal 60 ayat 1 dan 2, kesehatan reproduksi merupakan keadaan sehat secara fisik, mental & sosial yang berkaitan dengan sistem, fungsi dan proses reproduksi pada perempuan dan lelaki, yang mencakup sebelum dan sesudah melahirkan dan masalah kesehatan sistem reproduksi meliputi masa pertumbuhan sampai dewasa, kesehatan seksual dan kesehatan reproduksi setelah melewati usia subur.
Konten amandemen UU Kesehatan diharapkan menjadi perangkat regulasi aborsi dalam konteks kesehatan reproduksi perempuan di samping isu-isu lainnya dalam RUU tersebut. Namun, tersimpan celah yang memungkinkan pihak yang berkepentingan untuk memanfaatkan amandemen ini sebagai legalisasi aborsi. Regulasi aborsi diperlukan untuk menekan angka kematian ibu akibat praktek aborsi yang tidak aman dan tidak bertanggung jawab.

25 Agustus 2009

Belajar Biologi Pagi-pagi












Mengenal Sel dan Organel
Ada inti sel atau nukleus, ada di semut sampai ikan paus
ada anak inti atau nukleolus, agar sintesa ribosom berjalan terus
ribosom bertugas membuat protein, untuk pertumbuhan atau keperluan lain
ada pula mitokondria, agar energi tetap tersedia
retikulum endoplasma, transportasi protein ke mana-mana
badan Golgi, sekresi enzim dan banyak lagi
fagositosis dan pinositosis, ngucapinnya ndak perlu mendesis














Gambar : Flickr.com dan Nobelprize.org

25 Juli 2009

Eh Farma Ko Gitu Sih

Negeri ini sedang sakit melilit

Darah tinggi, sakit hati, stroke hingga penuh satu truk

Merebak cinta obat terlarang

Atau dekstro yang disalahguna para pemuda katro

Jibaku negara jamu menjegal jamu illegal

Obat palsu abal-abal cap kadal

Yang malah membuat kuman makin kebal

Perang lawan bakteri masih sering meminta tumbal

Antibiotik resisten pun menjadi tren

Awas juga malapetaka malaria

Juga isu hoax PPA serta dihidrogen monoksida

E sakazakii yang bikin kisruh antar instansi

Revolusi virus flu, dari 5 menuju 1

vaksin meningitis yang membuat rakyat pening dan meringis

Menanti RUU jaminan halal yang tak jua kelar

Sama seperti P3K yang ngga tau kapan keluar

Jangan-jangan TATAP membuat apotek Tutup?

Jamkesmas yang membuat harap-harap cemas

Jika masuk ke rumah yang sakit mesti pake duit

Lalu bagaimana mereka yang tiap hari perutnya melilit?



Apoteker over produksi, emangnya bikin tablet!

tak beda karyawan yang numplek di mikrolet

Semakin berjubel lulusan farmasi

Program profesi tanpa akreditasi

Pantas saja perlu disertifikasi

Tapi jangankan mas apoteker, ahli farmasi pun masih tak pasti soal eksistensi

Oh sertifikasi mengapa mesti mahal sekali

Sehingga PUKA tampak bagai Uka-uka

Mengapa obat generik tak tampak menarik?

Apakah puyer cuma jadi polemik?

Bukankah proses meracik mesti ciamik

Tetangga sebelah juga ndak dispensing ko Dok?

transaksi misoprostol sambil misuh-misuh

Tenaga kesehatan, masihkah punya etika?

Atau cuma bisa berdialektika?

product oriented, patient oriented atau profit oriented?

Susah sih kalau remunerasi cuma bisa buat beli terasi

Good pharmacy practice yang di lapangan ternyata not very good

Farmasis polivalen yang sedikit tahu banyak

Tak tahu apa namanya campuran air dan minyak

Jangan cuma bisa berwacana narsis "eksistensi farmasis"

perbaiki diri, berbaur tapi tidak lebur

Karena meracik obat bukan cuma asal campur

Kalau APA sering kabur, bisa-bisa supo dimasukin ke bubur

Maklum etiketnya pake bahasa langit yang wah

Yang tak kena di benak pelanggan Ponari dan Batu bertuah

Cukup sudah, masihkah belum gerah?



Save our pharmacist, Ini Apotek Kita

Seperti langkah Menteri menantang Raja

Seruan Prison Break Prita

Bersama embun pagi bersahaja

Songsong penataan ulang Indonesia


04 Juli 2009

Edward Culun, si Vampir Cwilik

~

Ini adalah kisah tentang Edward Culun, se- (kalau vampir apa ya? seekor atau seorang?) vampir. Namun karena masih cwilik, Edward ini masih culun-culun gitu. Misalnya saja mukanya memerah kalau sedang malu-malu meski lama-lama jadi benalu.


Anda tentu tahu tentang vampir, mahluk khayali yang dapat merenggut hidupmu dalam satu gigitan. Tapi apakah anda juga tahu bahwa ada suatu penyakit genetik yang disebut porphyria yang serupa tapi tak sama dengan mitos vampir (mungkin bisa juga dicari lima perbedaannya) ? Porphyria itu intinya ada proses pembentukan darah yang terganggu dan gejalanya antara lain kulit menjadi sensi terhadap sinar matahari, jadi rapuh dan mudah rusak (jadi si Edward Culun ini bisa musnah jika terpapar sinar matahari). Mungkin ini sebabnya vampir sebangsa Edward Culun diceritakan menghisap darah orang lain di malam hari (bukan karena siang hari Edward harus ngantor, tapi) karena pada siang hari kulitnya mungkin bisa melepuh apabila terkena sinar matahari. Trus kenapa Edward Culun ngga pake sunblock dengan SPF yang tinggi? Hmm, mungkin waktu munculnya mitos vampire ini, belum ada sunblock. Selain itu ada juga penderita Porphyria yang urinenya jadi berwarna merah, dan giginya sangat mengkilat ketika terkena sinar ultraviolet.


Tampaknya sekian dulu cerita tentang Edward Culun, mungkin kalau sempet dan berminat disambung lagi kalau ada kesempatan dan dana umum.


Lihat lebih dalam tentang keterkaitan antara ilmu biokimia dengan mitos vampire di Netsains.com

~

Cinta (Obat) Terlarang


Serupa tapi tak sama, seperti itulah aktivitas otak orang yang sedang jatuh cinta dengan orang yang mengalami ketergantungan narkotika. Menurut Louann Brizendine, seorang neuropsikologis, hormon yang sama berperan aktif pada kedua kondisi ini di syaraf otak. Kayak di klipnya Letto yang Permintaan Hati itu lho. Dimana Marsha tak berdaya menolak perlakuan semena-mena karena merasa terlanjur cinta, lalu Noe datang dan bertanya. Ketika Marsha menjawab “terlanjur cinta”, Noe hanya menukas. “Kayak drugs ya? Tapi bukan berarti nggak bisa sembuh kan?”. Yah cinta dan narkoba memang bagai pindang dibelah dua.

Sebagai contoh, ketika seseorang jatuh cinta atau kecanduan narkoba, otak dibanjiri oleh hormon dopamin dan oksitosin sehingga bagian otak yang berperan sebagai pusat pengendali bahaya (amygdala) dan pusat berpikir kritis untuk mengambil keputusan (anterior cingulated cortex) seakan dinonaktifkan.

Inilah mengapa seseorang dapat kembali pada kebiasaan lamanya menggunakan narkoba setelah menjalani pemulihan atau rehabilitasi. Kambuhnya ini bahkan dapat terjadi terus-menerus akibat tidak adanya keselarasan antara kesadaran untuk berubah dengan perbuatan yang terus mengulang kebiasaan lama (teu kapok-kapok yeuh). Korban narkoba sering kali terjerat pada kesalahan yang sama atau dengan kata lain sudah tahu akibatnya tetapi masih ingin melakukannya. Demikian seperti diulas oleh Veronica Colondam di www.kickandy.com.

Siapa saja anak manusia yang pernah merasakan jatuh cinta tentu mengerti seperti apa rasanya hati yang berbunga dimabuk asmara. Ketika seorang jatuh cinta, gejala yang timbul biasanya adalah jantung berdebar, berkeringat, mulut terasa kering. Emang sih, gejala kayak gini nggak muncul pas jatuh cinta aja, tapi bisa juga pas ditagih utang atau waktu sidang komprehensif. Tapi pada dasarnya ini merupakan suatu respons fisiologis akibat peningkatan kadar adrenalin dalam darah yang menghasilkan berbagai efek seperti peningkatan denyut jantung, aktivasi kelenjar keringat, dan penghambatan sekresi ludah.

Rasa cinta memang menakjubkan, dalam karya-karya sastra (penikmat sastra gitu lho) bahkan disebutkan bahwa cinta dapat mengubah cuka menjadi keju eh anggur. Hmm, cinta memang perbudakan yang menyenangkan (paling tidak bagi yang memperbudaknya :P). Tapi bagaimana jika rasa cinta tersebut ditujukan pada sesuatu yang akan merenggut kehidupan orang yang mencintainya? Mungkin itulah yang terjadi pada para pecandu yang terjerat cinta pada obat-obat terlarang.

Dalam kasus narkoba, tidak ada cerita yang berakhir bahagia (emangnya dongeng putri salju). Ibarat menancapkan paku di dinding, paku itu mungkin dapat dilepas kembali namun bekasnya akan tetap ada di dinding (wall). Jadi mungkin lain kali ndak usah masang paku di dinding, tulis saja pesan di dinding teman anda atau komentari statusnya. Xixixi...84x.