25 Oktober 2008

Minggu-minggu Kemarin itu ...


Pff, rasanya capek sekali minggu-minggu ini. Bolak-balik ke Paris (van Java), reuni SMA 1 Karawang, bermotor ria selama satu setengah jam ke perbatasan Karawang-Subang, begadang ngeberesin data apotek, ya ampyuuun.

Ke Paris (van Java) sore-sore, lama nungguin jemputan di Long River (Leuwipanjang). Akhirnya ngobrol kemana-mana. Minggunya reuni, Ternyata Bpk ini alumni juga, dan Ibu anu ternyata alumni juga. Ketemu ”M” hah, kembang sekolah itu?Ada juga wajah-wajah yang tak kunjung saya ingat. Ketemu pak arta, masa langsung ditembak pertanyaan “sudah punya berapa?” hihihi… Setelah 7 tahun banyak yang berubah. Cerita-cerita sama guru SMA dulu. Menurut penuturan beliau, di Garut, banyak yang lebih suka langsung ke apotek tanpa ke dokter karena menganggap lebih murah.



Trus menempuh perjalanan 1 setengah jam ke acara Nikahannya tmen SMA. Wajahnya nyaris tak berubah, selain agak kurus. Yang agak aneh adalah tabiatny, dulu ia biang tawa, sekarang tampaknya banyak terdiam dan serius, hanya berkata sepatah-sepatah. Entah, saya hanya mengira dinamika hiduplah yang membuat hal itu.

Hhhh, capek bener rasanya, lebih banyak capek secara psikis.
Tapi tampaknya minggu-minggu ke depan akan lebih menguras tenaga.


Ketika jiwa ini menggelora, meledak-ledak. Menelan lebih banyak dari kemampuan, menantang bahaya menggoda realitas. Mengguncangkan kemapanan. Yes, we are so young now.

22 Oktober 2008

Iya, Gua yang Salah

sekali waktu rasanya pernah melakukan kesalahan konyol dalam hidup

kesalahan yang membuat kita bergumam “kok bisa ya saya begitu?”

kesalahan yang membuat keluarga mengelus dada

kesalahan yang membuat teman-teman kita geleng-geleng kepala

hal-hal yang sepertinya tidak mesti terjadi

paling tidak saya mencatat beberapa momen seperti itu

...-

saat nyaris tenggelam di kolam renang

saat jatuh tercebur di selokan

saat telat ujian karena mendahulukan tugas makalah

dan beberapa momen lain saat saya melakukan kesalahan konyol

dan seperti saat sekarang

...

21 Oktober 2008

Ada Asisten Apotekernya?


ada yang datang konsultasi, kulitnya berbintik-bintik merah, tidak gatal, Tanya obat.

“Ada Asisten Apotekernya?” tanyanya.

”Ehm, saya apotekernya”. Jawab saya.

“Ooh iya… “sahutnya

Saya : (yah Cuma di-iyah-in doang?)


Bahkan Zat Perasa pun Berbahaya?

“Mas ada obat untuk kembung, dan mual-mual?”


(Saya pun menunjukkan obat yang dimaksud)


(setelah memperhatikan kemasannya) ”Ini ada rasa peppermint, zat perasa ini kan berbahaya, dijual juga di apotek”.


Sambil tersenyum saya menjelaskan bahwa ada pengaturan kadarnya sehingga tidak berbahaya jika tidak berlebihan.


Rasanya ada kecenderungan sikap antipati
terhadap zat kimia, padahal yang perlu diperhatikan adalah cara penggunaannya, bukan zatnya an sich.
Karena dipergunakan secara serampangan lah, obat-obat kimia itu menimbulkan banyak masalah.


19 Oktober 2008

Obat Keras Tanpa Resep, Kasih Daah

Pasien : Mas, ada Combxxxxxx?

Saya : Mau yang tablet atau cairan?

Pasien : Tablet … eh atau kapsul ya?

Saya : (menunjukkan obat yang dimaksud)

Pasien : Oh iya yang ini. Trus sama xxxmaag tabletnya ya.

Saya : Oh, itu obat resep bu.

Pasien : Hah, resep? Masa, di apotek lain boleh loh.

Saya : (tersenyum)

Mungkin selama ini masyarakat jadi bingung, karena bisa beli satu obat (daftar G) dengan bebas di satu apotek sementara di apotek lain mesti pake resep. Mengapa ya ini bisa terjadi? Bingung bingung ku memikirnya.

Atau mungkin untuk obat keras harus ditegaskan (kembali) NPNS aka No Prescription, Not Sell.

Pharmacist, Underpay?

Lontaran saya tentang kualifikasi farmasis di sebuah milis direspon di sini. Sebenarnya poinnya agak sedikit berbeda dengan yang saya maksudkan, tapi as usual postingannya tetap mencerahkan (for me as a pharmacist). Satu hal penting adalah persepsi kita bisa berbeda tentang profesi kita sendiri, lucu juga jika kita menganggap diri kita begini, tapi pihak lain menganggap kita begitu. Bukan cuma di Indonesia, tapi juga di luar sana.




15 Oktober 2008

Kode Produksi, Buat Apa?

Kemarin sore tadi seorang perwakilan dari sebuah perusahaan farmasi nasional datang ke apotek. Beliau hendak mensurvei dan sekaligus menarik sebuah produk pabriknya dengan nomor batch tertentu, namun beliau tidak menjelaskan alasan penarikannya ketika ditanya.

Kira-kira seperti inilah fungsi kode produksi pada produk obat dan makanan. Kode ini berfungsi sebagai satu kesatuan dalam fungsi penjaminan mutu. Jika ada sesuatu, kode produksi ini berfungsi sebagai identitas suatu produk.

Untuk diketahui, dalam proses produksi di pabrik, makanan atau obat harus melalui serangkaian tahapan standar yang dirancang sedemikian rupa dengan berbagai aspeknya. Salah satu aspek penting dalam rangkaian produksi tersebut adalah kode produksi, atau dalam industri farmasi lebih dikenal dengan nomor batch dan lot.. Nomor ini mewakili identitas suatu tahapan produksi.


Lihat lebih lanjut tentang kegunaan lain dari kode produksi.


Selain bapak itu, kemarin sore juga ada caleg ke apotek, dari partai Payung. Beli FG sama SP Troches. “Pilih saya ya”. Kata dia. Hihihi…84 x


13 Oktober 2008

Berperang Dengan Bakteri

Meski bakteri patogen jumlahnya hanya sepersekian dari keseluruhan bakteri, keberadaannya cukup bisa membuat hidup kita tidak terlalu nyaman. Sudah lama manusia mengembangkan berbagai cara untuk melawan bakteri patogen. Tapi seiring itu pula, bakteri mengalami perubahan demi perubahan yang senantiasa memaksa untuk terus melakukan inovasi dalam peperangan panjang ini.

Saat ini bakteri bahkan menjadi semakin sakti, dan perlahan menjelma menjadi ancaman yang perlu segera disikapi. Apalagi ketika ternyata bakteri bisa bermutasi menjadi semakin ganas ketika dibawa ke luar angkasa (berita dari Kompas). Tapi Barry J Marshall malah dianugerahi nobel karena meminum bakteri.

Ternyata kehebatan manusia pun bisa runtuh hanya oleh mahluk kecil seperti bakteri. Lalu nikmat apa lagi yang mesti didustakan?


03 Oktober 2008

Memoar Lebaran 1429 H

Malam Takbiran
Metro TV menayangkan Today's Dialogue tentang Khilafah dan Demokrasi. Panelisnya M Ismail Yusanto, dikeroyok Moqshit Ghazali dari JIL dan seorang dosen Paramadina yang saya lupa namanya. Berkali-kali tampak sekali kedua panelis lain menyudutkan Pak Ismail Yusanto, tapi senantiasa dapat dibalas dengan jawaban yang elegan dan cerdas. Dialognya jadi tambah menarik untuk disimak segmen demi segmen. Mmm, Khilafah, sebuah utopiakah?

Hari Lebaran
Bertaburan ucapan selamat Idul Fitri via SMS. Mulai yang dikirim jam 7 malam sampainya jam 2 malam, sampai yang baru nongol sore menjelang malam hari pertama. Ga tau kenapa, belakangan SMS itu sering ada buntutnya, dari 'nama pengirim dan keluarga'. '... dan keluarga', berasa gimana gitu...

“Lebaran itu... Kita semua bersih lagi. Mulai dari angka 0 ya.”

Skenario hidup memang kadang tak terduga. Tak terpikir dalam benak untuk kembali ke mesjid itu. Sebuah mesjid dekat terminal Cikarang, saat i'tikaf di selasar mesjid dan terlelap bersama anak-anak jalanan lewat tengah malam. Cuma semalam, tapi cukup membekas di catatan perjalanan hidup. Dua tahun berlalu, keadaan telah banyak berubah.

Dalam rangkaian silaturahim, KIE tetap berjalan. Hari kedua, tadinya cuma mau keliling seputar Karawang. Tapi terlontar usulan untuk wisata Ke Jatiluhur. Jadilah bermotor menuju Jatiluhur, sebuah bendungan yang dibangun pada sungai Citarum di daerah Kab. Purwakarta