23 Juni 2020

Catatan WFH (War From Home)

Selama War From Home (WFH) / Ramadan 1441 H, pola aktivitas banyak berubah.

  • Sekian webinar dalam dan luar negeri tentang beragam tema. Ada yang sudah daftar tapi tak jadi ikut. Ada pula yang sudah disimpan informasinya juga tak jadi ikut.
  • Dapat Acceptance Letter Master of Arithmancy for the Defense Against the Dark Arts di Durmstrang. (tapi beasiswanya gagal).
  • Resensi buku tentang komunikasi kesehatan. (Masih menanti nasib dua tulisan lainnya yang bersama dikirimkan.)
  • Tiga sertifikat kursus daring di Future Learn.
  • Sertifikat Bahasa China untuk Pemula di Coursera.
  • Nonton International Film Festivals.
  • Memulai kembali naskah Legenda Surga Dunia.
  • Menamatkan novel Sang Pangeran dan Janissary Terakhir.
  • Dua kali lupa (terus diingatkan untuk) absen daring.
Adaptasi Kebiasaan Baru 84. Selalu menuju lebih baik.

08 Juni 2020

Teknologi Nuklir untuk Pangan dan Kesehatan


Awal tahun 2020, Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) menemukan kenaikan nilai paparan radiasi di area tanah kosong lingkungan Perumahan Batan Indah ketika melakukan uji fungsi alat pemantau radioaktivitas lingkungan. Temuan ini kemudian menimbulkan pertanyaan-pertanyaan tentang risiko teknologi nuklir bagi masyarakat.
Tahun 2011 lalu, terjadi insiden di pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima, Jepang. Banyak negara kemudian memberlakukan ketentuan khusus terkait impor pangan dari Jepang. Kebijakan terkait impor dapat dilakukan pembatasan untuk wilayah tertentu atau pembatasan berdasarkan produk tergantung kajian risiko.
Pada umumnya radionuklida yang perlu diperhatikan setelah terjadi insiden adalah radionuklida dengan waktu paruh tinggi. Indikator yang digunakan saat terjadi kecelakaan biasanya cesium 137 sebagai parameter cemaran radionuklida. Radionuklida sendiri dapat berasal dari proses buatan atau alami. Sumber radiasi alam yang terjadinya bersamaan dengan alam semesta dikenal dengan nama Naturally Occuring Radioactive Material (NORM).
Sebagian tempat dapat memiliki tingkat (NORM) di atas normal, misalnya tingkat radiasi alam di Mamuju, Sulawesi Barat, berada pada rentang 0,20-2,84 µSv/jam, sedangkan nilai rata-rata dunia adalah 0,08 µSv/jam. Bahan radioaktif tersebut mungkin berasal dari letusan gunung berapi purba jutaan tahun lalu. Selain Mamuju, kadar radioaktif juga tinggi di Bangka Belitung yang merupakan daerah penghasil timah.

Manfaat Teknologi Nuklir
Badan Energi Atom Internasional (IAEA) meluncurkan program kerja sama dengan Badan Pangan Dunia (FAO) untuk melacak asal, menguji keaslian dan cemaran pangan dengan memanfaatkan teknologi nuklir. Kandungan pangan dapat diuji menggunakan analisis isotop stabil untuk memastikan kesesuaian antara label dan kandungannya. Salah satu tekniknya adalah spektrometri ion-mobilitas, suatu bentuk teknologi nuklir yang juga digunakan oleh polisi di perbatasan untuk mendeteksi penyalahgunaan obat terlarang dan bahan peledak.
Produk pangan tertentu seperti beras Basmati atau minyak zaitun memiliki karakteristik unik dan metode produksi spesifik, sehingga produk ini dapat dijual dengan harga tinggi. Namun kasus pemalsuan pangan kerap dilakukan oleh oknum yang berharap mendapatkan sejumput keuntungan ekonomi dengan merugikan kepentingan orang lain.
Teknologi nuklir dapat membantu diagnosa malnutrisi dan memberikan informasi yang akurat untuk memandu dan mengevaluasi program intervensi bagi pembuat kebijakan. Peneliti di Chili menggunakan isotop stabil untuk menentukan secara tepat jumlah lemak dalam tubuh. Air ditandai dengan deuterium (2H), isotop hidrogen yang stabil dan bersifat non radioaktif serta tidak memiliki risiko kesehatan, kemudian diminumkan pada anak-anak. Lemak tidak dapat bersatu dengan air, maka ketika mereka meminum air yang ditandai, air terdistribusi secara merata di jaringan bebas lemak. Air yang ditandai tersebut menunjukkan jaringan mana yang menyerap air dan jumlah lemak yang disimpan.
Iradiasi pangan adalah metode penyinaran terhadap pangan, baik dengan menggunakan zat radioaktif maupun akselerator untuk mencegah terjadinya pembusukan dan kerusakan serta membebaskan pangan dari jasad renik patogen. Teknik iradiasi pangan dapat bermanfaat untuk menghambat pertunasan dan pematangan produk-produk pertanian, membasmi serangga, membunuh mikroba patogen, serta membunuh bakteri secara selektif dan akurat. Teknik iradiasi pangan tidak dimaksudkan untuk menggantikan praktek keamanan pangan terkait penanganan, penyimpanan dan sanitasi, namun untuk melengkapi praktek-praktek tersebut.

Daftar Pustaka:
·       https://www.bapeten.go.id/berita/penjelasan-bapeten-dan-batan-pada-rdp-komisi-vii-dpr-ri-tentang-paparan-radioaktif-di-perumahan-batan-indah-152516
·       http://riset.fmipa.unpad.ac.id/data/uploads/paper/semnas/2016/007.-030-033-moekhamad-alfiyan.pdf
·       https://www.iaea.org/newscenter/multimedia/videos/fighting-food-fraud-with-nuclear-science
·       https://www.iaea.org/newscenter/news/how-weight-in-chile-became-a-problem-and-how-nuclear-techniques-helped