11 November 2015

Makanan dan Kenangan

Konon katanya, salah satu bentuk kebahagiaan adalah, di antaranya yakni bisa makan apa saja yang diinginkan tanpa perlu mengkhawatirkan kenaikan berat badan. Bagiku itu satu, dan satunya lagi itu, kamu. Dan saat makan bersama kamu, bahagiaku tak lagi satu, tapi menjadi dua, berlipat ganda. 

Pada umumnya kita manusia menyukai gratisan, biasanya. Itu sebabnya tak sedikit yang membeli barang yang tak diperlukan dan tak diinginkannya sebetulnya, toh membelinya juga karena ada promo beli satu gratis satu dan semacamnya. Kesenangan saat makan bersama kamu bukan karena gratis, karena berganti-ganti siapa yang membayar beberapa kali kita makan. Terkadang aku, sesekali kamu. Tak apa. Asalkan kita sama-sama menyepakatinya. Kita boleh jadi tetap memiliki perbedaan-perbedaan di antara persamaan yang ada. Tidak mengapa, asalkan kita senantiasa memaknainya dengan bijaksana, menjadikannya warna dalam lukisan pelangi hidup kita.

Perbincangan, mungkin itu yang menjadikan aktivitas makan kita menjadi berkesan dan menjelma kenangan. Percakapan saat menunggu pesanan, di sela-sela kunyahan, juga saat hidangan habis tanpa sisa di piring berpindah ke perut kita. Tentang kamu, tentang aku, tentang kita. Tentang persamaan-persamaan kita, tentang apa yang membuat kita berbeda, dan tentunya mengapa kita dipertemukan.  Mengapa kita dipertemukan...

Terima kasih ya telah sering menemani aku makan. 

18 Mei 2015

Summa Terra

“No country in the world is better supplied with water than the western coast of the island. Springs are found wherever they are sought for, and the rivers are innumerable; but they are in general too small and rapid for the purpose of navigation.”
Pasaje de: Marsden, William. “The History of Sumatra.” iBooks. Es posible que este material esté protegido por copyright.

Barang kali memang begitu melimpahnya karunia yang dicurahkan di pulau ini. Bukit yang begitu tinggi, padang yang sangat panjang, cuaca yang sejuk menenangkan menyenangkan. Tak kalah memikatnya, sajian kuliner yang senantiasa menggugah selera. Tak heran, salah satu makanan khas daerah ini menjadi urutan satu makanan terenak di dunia versi Ceu Een. 

Rumah makan Padang. Frasa ini mungkin salah satu ikon yang paling dikenal dari negeri Kampuang Nan Jauah Di Mato ini. Selain mudah ditemui nyaris di mana saja di seluruh belahan bumi ini, sebagian gaya rumah makan pun memiliki kekhasan, yakni pilihan hidangan disajikan semua di meja makan. Bayangkan apabila ada orang asing yang tidak paham budaya ini, lalu mengira bahwa ia telah memesan semua yang tersaji lalu harus menghabiskan. Malang sekali nasibnya.  

Selera orang Padang juga khas, pedas. Saya pernah mendapati anak kecil perempuan yang mengemil sesachet saos seperti layaknya cokelat Choki Choki. Luar biasa memang lidah orang Padang.

Demikian beberapa hal mengenai daerah ini, namun bagaimanapun tak berani saya sesumbar mengaku telah mengenal baik. Ini hanya pengamatan selintas. Hanya catatan ringan, yang barang kali bisa menjadi masukan pertimbangan bila Anda barang kali misalnya, terpikir untuk ... umm ... meminang seorang gadis Minang.