11 November 2015

Makanan dan Kenangan

Konon katanya, salah satu bentuk kebahagiaan adalah, di antaranya yakni bisa makan apa saja yang diinginkan tanpa perlu mengkhawatirkan kenaikan berat badan. Bagiku itu satu, dan satunya lagi itu, kamu. Dan saat makan bersama kamu, bahagiaku tak lagi satu, tapi menjadi dua, berlipat ganda. 

Pada umumnya kita manusia menyukai gratisan, biasanya. Itu sebabnya tak sedikit yang membeli barang yang tak diperlukan dan tak diinginkannya sebetulnya, toh membelinya juga karena ada promo beli satu gratis satu dan semacamnya. Kesenangan saat makan bersama kamu bukan karena gratis, karena berganti-ganti siapa yang membayar beberapa kali kita makan. Terkadang aku, sesekali kamu. Tak apa. Asalkan kita sama-sama menyepakatinya. Kita boleh jadi tetap memiliki perbedaan-perbedaan di antara persamaan yang ada. Tidak mengapa, asalkan kita senantiasa memaknainya dengan bijaksana, menjadikannya warna dalam lukisan pelangi hidup kita.

Perbincangan, mungkin itu yang menjadikan aktivitas makan kita menjadi berkesan dan menjelma kenangan. Percakapan saat menunggu pesanan, di sela-sela kunyahan, juga saat hidangan habis tanpa sisa di piring berpindah ke perut kita. Tentang kamu, tentang aku, tentang kita. Tentang persamaan-persamaan kita, tentang apa yang membuat kita berbeda, dan tentunya mengapa kita dipertemukan.  Mengapa kita dipertemukan...

Terima kasih ya telah sering menemani aku makan.