29 Mei 2018

Menantang Prasangka




To travel is to discover that everyone is wrong about other countries. Aldous Huxley



Belum lama ini saya melakukan perjalanan waktu. Di Xiamen, RRT, saya kembali ke masa belum ada internet. Pemerintah RRT memang beda. Di sini, Google, Facebook hingga Whatsapp diblokir. Padahal terakhir saya ke RRT setahun sebelumnya, saya masih bisa mengakses Whatsapp. Kondisi ini memaksa saya (mencari cara untuk) menikmati sungguh-sungguh apa yang ada di kota ini. Ribuan kilometer dari rumah, tak bisa melihat dan mendengar langsung polah dan celoteh si kecil. Seorang teman kemudian memperkenalkan saya dengan VPN untuk kemudahan akses internet.


Saat saya bersiap pergi ke Xiamen, jarang yang tahu atau pernah mendengarnya. Tidak seperti Shanghai atau Beijing misalnya. "Hah? Xiamen? di mana itu?" Saya sendiri tak punya gambaran seperti apa. Tidak seperti Xian dengan Terracota atau Macau dengan kasinonya. Saya tidak tahu apa yang akan saya hadapi di Xiamen. Maka saya berbekal prasangka berdasarkan pengalaman-pengalaman saya sebelumnya.




Yang paling menarik dari Xiamen (dan yang membuatnya berbeda dari kesan saya tentang RRT pada umumnya) adalah kebersihannya. Di sini mudah sekali menemukan toilet gratis. Saat saya ke Shenzen beberapa tahun lalu, pengalaman di toilet umum memberi kesan buruk, begitu pula saat di Xian. Namun ternyata Xiamen berbeda. Selain itu tidak sulit menemukan anak muda yang suka rela membantu komunikasi dalam bahasa Inggris ketika kita terhambat berkomunikasi dengan penduduk lokal. Saya yang hanya tahu "Xie xie, mei yao, dan cha" bisa sedikit bernafas lega selain mengandalkan bahasa rimba. Dengan kata lain, Xiamen cukup ramah bagi wisatawan internasional. 

Restoran halal

Menu tinggal tunjuk gambar.


Begitu pula, jika anda seorang muslim yang mencari tempat makan halal. Tidak terlalu sulit menemukan restoran halal di Xiamen. Di tempat saya menginap saja ada sekitar tiga tempat yang dapat dicapai dengan berjalan kaki (baca: sambil melihat-lihat kota). Di sebelah masjid Xiamen bahkan ada toko halal.




Masjid Xiamen


Bagian dalam Masjid Xiamen


Iqra sampe sini. Semoga pahalanya senantiasa mengalir.
Al Quran dwi bahasa
Masjid Xiamen terletak di pusat kota, tepi jalan dekat Zhongsan Lu yang merupakan kawasan perdagangan. Saat saya tiba di sana, sedang ada serombongan turis lokal yang berfoto-foto. Seorang ibu lalu mengucap salam, sementara seorang bapak menawarkan menjadi fotografer.


Penyewaan sepeda
Sepeda pake hijab.
Seperti jamak di negara-negara Eropa, di sepanjang jalan ada fasilitas sepeda yang bisa dipinjam dengan memindai QR code menggunakan aplikasi di ponsel. Tapi satu hal yang agak unik, di sini trotoar dipergunakan oleh kendaraan dengan bebasnya. Tidak jarang, saat berjalan di trotoar, pejalan kaki diberi klakson oleh sepeda motor yang turut melintas. 


Setiap hari ada mobil penyemprot air.

Policing office. Kantor kebijakan?


Kerang mutiara.


Tutorial menyeduh teh,


Jemur di jalan raya. 


Di sini bala-bala dijual di gedung bertingkat.
Berbelanja di kawasan Zhongsan Lu cukup menyenangkan, sayang saya belum sempat menjelajah lebih lama. Modelnya mengingatkan saya pada pasar muslim di Xian.Sebagian besar barang yang dijual berupa teh dan asesorisnya. Tapi sedikit sekali menemukan toko souvenir di sini.


Penuhnya penumpang ke pulau Gu Lang Yu



Tempat favorit untuk foto pernikahan

Salah satu tujuan wisata di Xiamen adalah pulau Gu Lang Yu. Sebuah pulau yang unik karena tidak diperkenankan adanya kendaraan bermotor kecuali mobil wisata. Satu-satunya cara mencapai pulau adalah dengan menggunakan kapal feri dengan durasi perjalanan sekitar 10 menit. Sementara senja tiba, ada pilihan feri dengan rute tempuh yang lebih singkat. Tak terasa baru naik sudah sampai.



Ada nabati di sini

Nasi kuning
Xiamen adalah titik perdagangan internasional. Produk-produk makanan Indonesia pun saya temui di sini. Sayang saya baru menemukan restoran Indonesia menjelang pulang. 


Makanan halal di pesawat.
Oya tentang maskapainya, Xiamen Air ini agak berbeda saya rasa. Saat kepulangan, makanan yang disajikan untuk seluruh penumpang adalah makanan dengan label halal. Kalau anda anggota Sky Team Elite, ada perlakuan yang agak berbeda saat naik maskapai ini. Sekedar air mineral dan koran sih. Ya setidaknya tidak saya temui di maskapai lain. 

Pada akhirnya, semua prasangka saya buyar. Xiamen berbeda.

Jika anda berfikir untuk pergi ke RRT tapi belum tahu ke mana, barangkali Xiamen adalah tempat yang bagus untuk memulai kesan pertama.