06 Februari 2014

Lembayung Senja Denpasar

Sekitar awal Agustus 2004, Farmasi Unpad angkatan 2001 melakukan kuliah lapangan, kunjungan industri farmasi ke Jawa dan Bali. Perjalanan seminggu yang penuh cerita, lucu, senang, sedih, penuh hikmah, rangkaian kenangan. Dan inilah sekelumit dari rangkaian kenangan kulap itu. Rombongan kuliah lapangan Farmasi Unpad angkatan 2001 telah berkumpul. Berangkat jam delapan malam, diiringi Insan Utama-nya Duta Sheila on 7. Di perjalanan tidur, bangun jam 11an karena berhenti sebentar entah di mana, cuci muka, pergi lagi tidur. Bangun di Semarang subuh, ngantri mandi, ngantri sarapan, trus ke Global deh. Global Multi Pharma. Belajar tentang proses-proses yang ada di industri farmasi, melihatnya sendiri. Hanya saja ada satu hal yang sempat mengganjal, tentang sentuhan tangan. Lalu ke Nyonya Meneer, ke Jamu jago, that’s where i lost my notes. Ada beberapa hal yang menarik, yakni tentang loyalitas pekerjanya, sebagian mereka ada yang nyaris seumur hidup bahkan mewariskan hal itu pada anak cucunya, bekerja di sana. Karakteristik orang Jawa gitu kali ya. Setia. Sempat mampir ke kosan kakak di Semarang, minjem VCD. Dari Jawa lanjut ke Bali, lihat Garuda Wisnu Kencana yang belum jadi (sampai sekarang keknya.) Di Bali, guidenya namanya Mbak Dayu. Mampir beli souvenir di Joger. Tapi kemudian ketinggalan. -,-' Nyari-nyari ATM pas malam keakraban, persiapan belanja. Benar, kita sedikit banyak tahu sifat asli seseorang saat melakukan perjalanan bersamanya. Lagu dan Film yang menemani perjalanan Selama perjalanan seminggu kulap itu, ada lagu-lagu dan film yang diputar di bis untuk mengusir bosan dan penat. Yang pertama adalah ”Insan Utama”-nya Haddad Alwi. Yang konyol, film yang diputar malah Final Destination 2 yang secara ada adegan kecelakaan mobilnya. Hmm.. ini salah satu perjalanan yang menyisakan kenangan indah, karena ya begitulah. Saat perjalanan inilah pertama kali saya mulai menyukai lagu ini. Lagu 'Jangan Ada Dusta di Antara Kita', yang brsama seorang teman, kami pelesetkan. “Semua terserah padaku, kamu begitu adanya. Kau hormati keputusanku, apa pun yang akan kukatakan.” Kacau.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar