15 Januari 2008

Karena eh Karena; Mengapa Saya Menulis

“Mengapa saya menulis” adalah titik awal yang menentukan dan mencerahkan. Semuanya bermula dari “mengapa saya menulis”. Ketika kita mendapatkan “mengapa”, maka “bagaimana” menjadi tidak relevan lagi. “Mengapa saya menulis” akan menyelesaikan semua kendala “bagaimana, apa, siapa ataupun kapan” tentang menulis.


Saya menulis untuk menyampaikan pesan. Ketika pesan menjadi sulit dibingkai dalam bahasa lisan. Selain itu bentuk tulisan akan lebih menetap dari pada bentuk verbal. Scripta manent. Begitu menurut orang Latin.


Menulis tentang sesuatu menuntut saya melakukan apa yang saya tulis. Ketika sebuah kebaikan hanya tersimpan sebagai pengetahuan tanpa diamalkan. Dimana kualitas pribadi saya tetap seadanya meski berbagai pengetahuan dan pengajaran telah didapatkan. Dengan menulis tentang suatu hal, saya “terpaksa” mengkondisikan diri untuk menjadi lebih baik sesuai apa yang saya tulis. Saya menulis untuk memperbaiki diri.


Setiap kali selesai menulis sebuah artikel, ada dorongan untuk segera menulis sebuah lagi, dan lagi, dan lagi. Seperti saya menangkapi tema-tema, setiap ada satu tema, ada lagi, dan lagi, dan lagi... Saya menulis untuk menyampaikan ide-ide.


Menulis adalah naluri alami manusia. Pada saat-saat tertentu, manusia memiliki dorongan kuat untuk menuliskan sesuatu. Banyak orang menulis puisi ketika sedang merasa gundah, bahkan mereka yang tak terbiasa dengan hal tulis-menulis.


Menulis adalah tahap lebih lanjut dari sebuah kemelekan literer. Membaca adalah tingkat sebelumnya. Tidak semua pembaca yang baik menjadi penulis yang baik, namun penulis yang baik selalu merupakan pembaca yang baik. Saya menulis untuk meningkatkan kemampuan saya.


Mengapa saya menulis? Karena ingin Anda membacanya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar