03 Maret 2009

Apoteker Bukan Tempat Pengabdian Profesi Saja



Di Ilmu Farmasi ada artikel yang menyerukan agar apoteker mengambil alih apotek. Heh, ngga salah nih? Memang maksudnya apa. Sayangnya di artikel tersebut tidak menyediakan fasilitas berkomentar (hari genee? Era web 2.0 gitu loh). Jadi saya tuangkan lewat blog ini saja, siapa tahu nyampe ke penulisnya.
Begini ya mas, peran apoteker sebagai drug informer (kenapa sih ngga bilang penyedia informasi obat aja?), bukannya sulit dilakukan karena pemilik apotek bukan apoteker. Ini penarikan kesimpulan yang salah dan tentu saja tidak logis. Karena tidak ada hubungannya. (kalau pun ada, hubungannya bukan sebab akibat).
Lagi pula siapa bilang kalau apoteker yang punya, orientasi bisnisnya tidak mendominasi. Ini mah balik lagi ke orangnya mas, nggak ada hubungan apoteker atau bukan. Jadi wacana yang katanya ideal bahwa “apotek seharusnya hanya boleh didirikan, dimiliki dan dikelola oleh seorang apoteker” adalah pemikiran narsis yang terlalu menyederhanakan persoalan. Apoteker bukan malaikat. PSA (yang bukan apoteker) juga bukan mahluk yang harus dibasmi seperti bakteri
(bakteri aja mungkin tidak perlu dibasmi).

Sepakat?

5 komentar:

  1. Setubuh...eh salah ! setuju bro...

    Bila saja dari dulu para apoteker mengembdi di apotek alias profesional khan pasti dikenal masyarakat - lebih dikenal dan dihargai - apoteknya laku - banyak apoteker buka apotek jadi PSA....karena jadi PSA lebih kaya...

    BalasHapus
  2. ih siapa siyyy yg nulis artikel itu Jar... gak keren amat!


    *komentar paling gak penting dari org paling narsis se jagat farmasi*

    BalasHapus
  3. Artikel itu dibuat berawal dari gregetan.
    Comment sudah dibuka kok.

    thanks ya.

    http://www.ilmufarmasi.com

    BalasHapus
  4. buat mia yang cantik.
    Yang nulis itu aku Adi, Apt UI 55 :)

    BalasHapus
  5. Hehe.. akhirnya nyampe juga ke mata penulisnya. Nah, gitu dong, buka fasilitas komennya. : D

    BalasHapus