12 Juni 2010

Prajab Break Angkatan IV

(sebuah refleksi di sela rangkaian acara)


Tuhan, kami syukuri kami di sini
izinkan kami mengabdi untuk negeri
Inilah wujud perjuangan kami
sumbangsih kami sedikit untuk negeri



Sebuah langkah yang harus dan telah dijalani, untuk menghapus satu huruf "C".
Pendidikan dan pelatihan bagian pemasaran abdi masyarakat. Diawali dengan saling berkenalan antara unit kerja, tau-tau dibilang mirip menteri -_-°
Lalu setiap pagi dan malam dapat apel.Terselang libur satu hari yang diisi acara nonton bareng. Alangkah lucunya negeri ini, film yang kena banget di hati.
Materi demi materi silih berganti. Latihan baris berbaris yang agak sedikit bikin miris.

Momen 1 :
Protokoler : "Menyanyikan lagu Padamu Negeri"
Dirigen : (maju ke depan) "Mari bung rebut kembali"
Peserta : ?!?

Momen 2 :
Latihan gerakan haluan kiri.
"Luruuus ... Grak!"

Dan sekian momen lain hingga 'perseteruan' antara kucing garong dan koramil, curcol salah satu instruktur yang dalam pengabdian selalu merasa pengab dan tak pernah muncul dian, hingga pertama kali karaoke yang entah suaranya oke atau tidak.

(sebuah refleksi di sela rangkaian acara)


Tuhan, kami syukuri kami di sini
izinkan kami mengabdi untuk negeri
Inilah wujud perjuangan kami
sumbangsih kami sedikit untuk negeri


Sebuah langkah yang harus dan telah dijalani, untuk menghapus satu huruf "C".
Pendidikan dan pelatihan bagian pemasaran abdi masyarakat. Diawali dengan saling berkenalan antara unit kerja, tau-tau dibilang mirip menteri -_-°
Lalu setiap pagi dan malam dapat apel.Terselang libur satu hari yang diisi acara nonton bareng. Alangkah lucunya negeri ini, film yang kena banget di hati.
Materi demi materi silih berganti. Latihan baris berbaris yang agak sedikit bikin miris.

Momen 1 :
Protokoler : "Menyanyikan lagu Padamu Negeri"
Dirigen : (maju ke depan) "Mari bung rebut kembali"
Peserta : ?!?

Momen 2 :
Latihan gerakan haluan kiri.
"Luruuus ... Grak!"

Dan sekian momen lain hingga 'perseteruan' antara kucing garong dan koramil, curcol salah satu instruktur yang dalam pengabdian selalu merasa pengab dan tak pernah muncul dian, hingga pertama kali karaoke yang entah suaranya oke atau tidak.



Indonesia harus sehat
Indonesia harus kuat

Tuhan kami, syukuri kami di sini
luruskan kami, bulatkan tekad kami
hindari kami dari tindak korupsi
tak ingin kami pensiun di bui


Tujuh hari dalam seminggu, wajahnya mengalihkan duniaku.
Berapakah nilai kesetiaan perempuan itu, lebihkah dari sembilan satu?

Di asrama bertanya-tanya, bagaimana mengubah asmara jadi samara? Mungkin kau bertanya, mengapa ia tersemat di hatiku? Mungkin jawabannya adalah cinta.

Seperti jika ada yang bertanya mengapa kami ada di sini, mungkin jawabannya adalah karena kami cinta negeri ini. Ya, kami cinta negeri ini.

Tak dinyana, muncul heart breaking news yang menguras hati ketika ternyata aku dan dia tak dapat saling mengucap janji. Bidadari nan bermata jeli, ternyata sudah tak sendiri lagi. Sedikit merasa seperti Snape dan Lily, tapi harus terus berjalan tanpa henti. Karena ku yakin, Kau hanya (memberi yang terbaik) untukku. Maka biarkan aku menjaga perasaan ini, cause you are his lady and i am not your man. Biarkan aku menjadi seperti yang Dia minta.

Paruh kedua rangkaian acara. Sudah dapat mengendalikan gejolak asmara. Hati pun tak lagi merasa sengsara. Bisa fokus belajar mengabdi untuk negara.
Akan percuma pra jabatan kalau tak dapat pasangan perubahan sikap dan perilaku.



Bola cinta, yang lebih cocok dinamai bola bingung. Karena orang yang mendapatkannya malah jadi kaget dan bingung. Tapi menarik juga saat menyadari bahwa ada orang lain yang memperhatikan kita. Baguslah, latihan memverbalkan apresiasi. Ternyata lebih banyak yang dapat diamati dalam dua minggu daripada dua bulan. Ada MOT yang selalu luar biasa menyemangati dan jeli melihat potensi. Selain materi, juga banyak yang berkesan seperti belajar salsa dan chicken dance. Tak tertinggal pula menu makanan, yang sering kali sulit dipadukan karena memang tidak nyambung. Namun sementara yang lain memilih, tetap saja saya mengambil semua menu yang disajikan. Sambil makan, seperti biasa ada perbincangan ringan. Ndengerin celotehan ibu hamil yang sampai catatan ini ditulis belum diketahui dengan jelas apakah si ibu hamil tersebut kemudian mewujudkan keinginannya ke Senayan City.

14 hari pun berakhir, kebersamaan pun usai. Zul kembali dengan SMSnya, Mantiza kembali ke medan perangnya, Ipin kembali ke luar negeri. Semua empaters kembali ke aktivitas sebelumnya, menjadi suami siaga, menangani krisis, dsb. Akhirnya yang tersisa adalah kenangan, kesan dan senyuman.


NB : Saya mencintaimu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar