17 Desember 2007

Hanya Seorang Pembawa Pesan

we cannot not communicate

Tanggal 11 Desember 2007 seseorang mengirim aplikasi CPNS Cirebon. Empat hari kemudian aplikasinya dikembalikan dengan tulisan TMS. Menurut panitia aplikasinya tidak dilengkapi salah satu dokumen. Padahal aplikasi tersebut sudah memenuhi persyaratan yang diminta sesuai yang tertulis di pengumuman. Posisi yang dilamar adalah posisi apoteker, dan di pengumumannya tertulis ijazah terakhir yang berlaku. Secara logis, tentu akan berfikir bahwa yang dimaksud adalah ijazah apoteker, bukan begitu? Jika memang menginginkan juga ijazah sarjana (juga dokumen lainnya) seharusnya dicantumkan dengan jelas. Tampaknya cara-cara berkomunikasi memang perlu dipelajari kembali.

Dalam kuliah ilmu komunikasi dulu, sempat mempelajari teori Jendela Johari. Konsep ini pada intinya memetakan karakter kita menjadi empat kuadran berdasarkan pengetahuan kita dan orang lain. Mungkin memang begitu, komunikasi lebih mudah berjalan ketika kita dan orang lain telah dapat saling memahami. Tapi bagaimana mungkin, memahami diri sendiri saja sulit. Saat ini saja terdapat banyak sekali teori tentang kepribadian, lebih banyak daripada teori tentang pembentukan alam semesta.

Florence Littaeur misalnya, menulis buku tentang empat karakter dasar manusia, yakni flegmatis, koleris, melankolis dan sanguinis. Menurut Littaeur, orang flegmatis cenderung tampil sebagai orang yang mudah bergaul dan santai. Ia kalem dan tenang, sabar, konsisten, serta mampu menyembunyikan emosinya. Sifatnya yang cinta damai membuatnya berusaha untuk menghindari konflik, serta mencari cara termudah untuk menyelesaikan masalah. Dan demikian pula karakter-karakter lain yang memiliki kecenderungan masing-masing. Littaeur menunjukkan bahwa ketika kita memahami apa yang menjadi tujuan utama dan kecenderungan salah satu karakter, kita mampu mengerti tindakan yang mereka ambil.

Kalau Littaeur hanya membagi empat, maka teori eneagram membagi karakter dasar menjadi sembilan macam. Enneagram secara harfiah berarti sebuah gambar bertitik sembilan. Metode ini telah ada sejak ratusan tahun dan mulai berkembang di Amerika Serikat sekitar tahun 1960-an.

Jadi ketika kita telah mengenal diri dan orang lain dengan baik, komunikasi lebih mudah terjalin. Itu sebabnya dua orang yang jatuh cinta kadang tak perlu mengucap sepatah kata pun untuk menyatakan perasaannya. Karena jarak antara hati mereka menjadi nol. Berbeda dengan dua orang yang sedang bertengkar. Mereka sampai perlu berteriak untuk menyampaikan pesannya. Ironisnya teriakan mereka malah membuat hati-hati mereka semakin jauh terpisah, yang mengharuskan mereka untuk berteriak lebih keras untuk membuat pesannya terdengar.


Seorang berhati lembut pernah hadir di bumi ini empat belas abad silam. Ketika seorang wong ndeso kencing sembarangan di tempat suci, beliau tak tergesa untuk menghukum. Melainkan bertanya dengan lembut apakah orang itu tidak tahu bahwa itu adalah tempat suci. Siapa gerangan lelaki berhati lembut itu? Beliau hanya seorang pembawa pesan.

Dan sekarang, siapakah Anda?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar