18 Desember 2007

Seni Pencitraan


Para pelaku iklan semakin hari semakin kreatif saja. Dulu misalnya kita hanya melihat iklan televisi di sela-sela acara berlangsung, kini acara itulah yang dijadikan spot iklan. Atau perhatikan fenomena iklan rokok yang selalu unik dan menarik. Peraturan yang berlaku melarang iklan rokok untuk menampilkan produk rokok tersebut, namun itu tidak mengurangi kreasi mereka. Dan kita lihat iklan rokok selalu menarik di antara yang lain. Ternyata peraturan itu malah menyuburkan kreativitas dari iklan rokok. Dengan iklan yang kreatif mengusung nilai-nilai, mereka malah berhasil menarik perhatian publik, paling tidak dari sisi iklan yang ditampilkan. Sebuah hasil yang sebenarnya ingin dihindari oleh pembuat kebijakan. Kalau begitu apa sebaiknya peraturan itu dihapus saja karena menimbulkan efek yang berlawanan dengan tujuan?


Untuk produk kesehatan, peraturan yang berlaku berbeda lagi. Selain kaidah dasar seperti tidak boleh mengandung informasi yang menyesatkan. Iklan produk kesehatan juga tidak boleh ditampilkan oleh tenaga kesehatan. Hal yang menarik kita lihat belakangan ini. Produk-produk ini memang tidak terang-terangan berkata seperti ini misalnya “saya dokter dan saya mempromosikan obat ini”, tapi faktanya model iklan yang digunakan telah dikenal banyak orang sebagai seorang dokter. Iklan lain terang-terangan menggunakan model iklan yang menampilkan tenaga paramedis. Ini menjadi absurd karena tenaga kesehatan selayaknya tidak berpihak pada salah satu produk kesehatan merek tertentu. Walaupun memang, ketika beriklan, para dokter tersebut tidak menyatakan diri sebagai dokter. Bagaimana menurut anda?


Iklan merupakan bagian penting dari korporasi saat ini. Dengan iklan yang baik, sebuah kesan akan didapatkan dan dapat mempengaruhi perilaku konsumen. Kadang kala sampai pada tahap irasional ketika kualitas yang biasa-biasa saja sekalipun dapat tetap unggul karena memiliki iklan yang baik. Iklan memang bukan saja bertujuan untuk membuat konsumen membeli produk ketika melihat iklan, tapi lebih jauh lagi menanamkan pesan dalam benak konsumen untuk jangka panjang sehingga suatu ketika konsumen perlu mengkonsumsi produk yang bersangkutan, konsumen akan memilih merek tertentu yang telah melekat di benaknya.


Saat ini citra menjadi sesuatu yang penting bagi hampir setiap lembaga atau pribadi. Citra dapat dibuat menjadi aset yang menguntungkan, sekaligus berpotensi merugikan ketika tidak dikelola dengan baik. Sebuah kelompok misalnya sering mengadakan kegiatan-kegiatan sosial seperti pengobatan gratis, tapi ketika tak mengelola citra dengan baik, siapa yang mengetahui keberadaan mereka? Rahmat Abdullah dalam catatan-catatan terakhirnya menulis tentang ini. Catatan yang kemudian dibukukan itu antara lain membahas wacana tentang sosialisasi kebajikan. Sudah saatnya orang-orang baik menjual diri mereka. Sudah saatnya memenuhi harapan rakyat bahwa masih ada harapan. Masih ada orang-orang dengan kebajikan hati. Sudah saatnya keluar, keluarlah saudaraku dan tebar kebaikan untuk semua orang.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar