13 Desember 2007

Leading The Change

Perubahan adalah suatu hal yang niscaya dalam kehidupan. Bahkan sejatinya, tak ada satu pun yang tetap di dunia ini kecuali perubahan adanya. Selain sebuah kemestian, perubahan juga suatu sarana perbaikan. Lihatlah, air yang diam tidak mengalir cenderung menjadi sumber penyakit. Dalam menyikapi perubahan terdapat beberapa kelompok. Ada mereka yang berubah seiring perubahan itu datang, ada mereka yang tertinggal oleh dinamika perubahan, ada pula mereka yang mengawali perubahan itu sendiri. Leading the change.

Perubahan membutuhkan sarana dalam perwujudannya. Dalam konteks sosial, perubahan dalam masyarakat dapat diwujudkan salah satunya melalui peran media seperti televisi. Sebagai sebuah produk teknologi, televisi sebenarnya hanya merupakan sebuah alat. Baik buruknya efek yang ditimbulkan oleh televisi sangat bergantung pada man behind the gun dari televisi tersebut. Baik pemilik stasiun TV, pemasang iklan, kru TV, sampai pemirsa yang menikmati sajian televisi punya peran dalam menentukan wajah tayangan televisi. Bagaimanapun, televisi memiliki kekuatan luar biasa dalam mengkomunikasikan sebuah pesan pada masyarakat, atau dalam hal ini mengusung perubahan.

Sebagian masyarakat mulai gerah dengan tayangan televisi yang mengandung unsur-unsur pembodohan masyarakat. Berbagai gerakan dan wacana telah diusung untuk mengkampanyekan tayangan televisi yang mendidik dan menginspirasi. Bahkan beberapa waktu lalu, gerakan hari tanpa TV diusung oleh sebagian elemen masyarakat. Masyarakat tampaknya sudah sangat merindukan televisi yang mendidik dan menginspirasi. Masyarakat sudah jenuh dengan maraknya tayangan-tayangan yang mengeksploitasi aspek hiburan semata. Namun demikian bisnis televisi tetap berjalan.

Metro TV adalah sebuah fenomena di kancah pertelevisian Indonesia. Merujuk pada istilah yang dikembangkan oleh W. Chan Kim dan Renee Mauborgne dalam bukunya Blue Ocean Strategy, Metro TV dapat dikatakan menjalankan strategi Samudera Biru dengan menciptakan ruang pasar baru di bisnis televisi Indonesia. Stasiun TV ini pada awal berdirinya memiliki konsep agak berbeda dengan yang lain, sebab stasiun TV ini hanya memusatkan acaranya pada siaran berita saja. Lalu dalam perkembangannya, stasiun TV ini kemudian juga memasukkan unsur hiburan dalam program-programnya dengan tetap menjaga konten berita. Metro TV adalah stasiun pertama di Indonesia yang menyiarkan berita dalam bahasa Mandarin dan juga menayangkan siaran internasional berbahasa Inggris pertama di Indonesia yang dapat disaksikan dari seluruh dunia. Juga, hanya stasiun ini yang menayangkan running text dengan konten berita dalam acara apapun. Konten berita sebagai benchmark dikemas dengan baik dan atraktif sehingga informasi tidak tampil sebagai sesuatu yang kering tapi mampu menarik dan mampu menginspirasi.

Ketika sebagian besar stasiun TV menyajikan konten yang serupa dengan komposisi yang (hanya) sedikit berbeda. Metro TV adalah salah satu stasiun TV yang tampil dengan identifikasi produk yang berbeda dan khas. Ketika stasiun TV berlomba menyajikan ajang kontes bakat yang mengutamakan penampilan, Metro TV tampil dengan mengadakan ajang kontes bakat yang mengedepankan intelektualitas dan kreativitas. bahkan dengan hadiah utama sebuah beasiwa, bukannya mobil atau barang mewah lainnya. Ketika stasiun lain begitu intens menyajikan acara infotainment, Metro TV cukup puas dengan menyajikan info-info film atau musik terbaru tanpa merasa perlu mengulik sisi kehidupan pribadi sang artis. Stasiun ini juga satu-satunya stasiun TV di Indonesia yang tidak menayangkan program sinetron.

Tak ada gading yang tak retak. Tak ada yang sempurna di dunia ini. Begitu pula dengan stasiun TV ini, namun ketika pemirsa harus memilih, pemaparan di atas dapat menjadi pertimbangan. Orang cerdas bukanlah orang yang mampu membedakan baik dan buruk semata. Tetapi orang yang mampu memilih yang lebih baik dari dua kebaikan atau lebih; atau dari dua keburukan atau lebih.

Metro TV dikenal sebagai stasiun TV yang paling berkomitmen dengan pembangunan bangsa yang terlihat dari seringnya menjadi media partner dalam program-program pemerintah. Namun meski terlihat berkomitmen memperbaiki bangsa melalui program-programnya tapi karakter cinta bangsa tidak terlihat dalam penggunaan bahasa di program-programnya. Sebagian program-program Metro TV masih sering menggunakan istilah-istilah asing meski sudah ada padanannya dalam bahasa Indonesia. Boleh jadi ini adalah suatu strategi pencitraan mengingat segala hal yang berbau barat masih terdengar lebih keren di masyarakat kita. Namun bisa pula dilihat sebagai pencanangan tekad Metro TV dalam bercita-cita menjadi TV dengan kualitas kelas dunia.

Akhirnya rasanya kita sepakat bahwa stasiun televisi yang baik adalah stasiun TV yang bukan cuma menghibur, tapi mampu merubah pandangan dan cara hidup si pemirsa dengan menjadi inspirasi dalam mengusung perubahan. Metro TV telah membuktikan bahwa sebuah stasiun televisi dapat bertahan dan berkembang dengan tetap mengedukasi masyarakat. Stasiun ini telah mengawali perubahan paradigma tentang televisi di Indonesia. Leading The Change.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar