18 Juli 2008

Bincang-bincang Bareng Bu Menkes Dari Karawang ke Pasundan

Dulu, Metro TV sempat menayangkan acara “Bincang-bincang Bareng Bu Menkes”. Sebuah langkah komunikasi publik yang layak diapresiasi dari sebuah instansi pemerintah. Setahu saya belum ada departemen lain yang mengambil langkah serupa, bahkan sampai melibatkan Menterinya secara langsung di garis depan. Kini acara itu tak muncul lagi, mungkin Depkes sedang sibuk menangani bertubi masalah kesehatan di negeri ini. Kita menantikan kembali pejabat yang sudi turun ke bawah untuk mengayomi. Tulisan berikut tidak berhubungan dengan tulisan sebelumnya.

Begitu cepat, hanya dalam tempo sekitar 1 bulan. Sejak “Karawang Ekspres” pertama terbit Senin 3 Maret 2008 kemudian Rabu 26 Maret, Koran tersebut terbit perdana lagi dengan lokomotif baru “Pasundan Ekspres.” Dunia bisnis memang dunia yang dinamis. Perusahaan yang lamban hanya perlu menunggu untuk ditinggalkan oleh para pesaingnya. Tapi perlu diperhatikan juga, perubahan seperti apa yang diusung. Apakah perubahan itu relevan dengan keuntungan yang akan diperoleh perusahaan?

Dua tulisan yang tidak saling berhubungan satu sama lain dalam satu posting. Sebenarnya sudah lama ditulis, tapi baru diposting sekarang.


3 komentar:

  1. Percepatan memang menjadi salah satu kunci membuka pintu sukses memenangkan era persaiangan sekarang.

    Terima kasih atas apresiasi terhadap Pasundan Ekspres = Karawang Ekspres
    Kendati nama berubah, visi kami tetap Kritis, Dinamis dan Probisnis

    BalasHapus
  2. saya mau menyampaikan bahwa tgal 2 juni ini akan diberangkatkan dr/drg ptt keseluruh daerah indonesia.
    saya hanya memohon kpd fajar hari baru mau mengulas tentang perjalanan dr/drg ptt yang akan bertugas khususnya untuk daerah terpencil yang akan bertugas krn mengingat kita akan bertugas untuk negara dan mengabdi masyarakat kita berharap dapat bekerja secara profesional tapi setelah bekerja ironisnya kita hanya mendapat gaji Rp.1.500.000,- per bulannya,
    menurut saya ini sangat tidak layak untuk gaji seorang profesi yang dituntut bekerja scr maksimal dan profesional,
    apa bisa bekerja baik jika kita juga sangat tidak sejahtera???bayangkan hanya Rp.1.500.000,-
    saya mohon kepada fajar baru mau menyampaikan aspirasi kami kepada Bu Menkes, sehingga nasib kami lebih diperhatikan dan juga untuk dr/drg ptt selanjutnya. terimakasih

    BalasHapus
  3. Wah, saya mah bukan siapa-siapanya bu Menkes. Soal gaji yang kurang, hmm, saya rasa jumlah segitu tidaklah terlalu sedikit meski memang belum ideal. Masih banyak rakyat yang penghasilannya di bawah angka itu. Profesi apoteker yang di apotek pun saat ini kisaran gajinya tak jauh dari angka segitu, jadi ya... bingung juga saya.

    BalasHapus