03 Oktober 2008

Memoar Lebaran 1429 H

Malam Takbiran
Metro TV menayangkan Today's Dialogue tentang Khilafah dan Demokrasi. Panelisnya M Ismail Yusanto, dikeroyok Moqshit Ghazali dari JIL dan seorang dosen Paramadina yang saya lupa namanya. Berkali-kali tampak sekali kedua panelis lain menyudutkan Pak Ismail Yusanto, tapi senantiasa dapat dibalas dengan jawaban yang elegan dan cerdas. Dialognya jadi tambah menarik untuk disimak segmen demi segmen. Mmm, Khilafah, sebuah utopiakah?

Hari Lebaran
Bertaburan ucapan selamat Idul Fitri via SMS. Mulai yang dikirim jam 7 malam sampainya jam 2 malam, sampai yang baru nongol sore menjelang malam hari pertama. Ga tau kenapa, belakangan SMS itu sering ada buntutnya, dari 'nama pengirim dan keluarga'. '... dan keluarga', berasa gimana gitu...

“Lebaran itu... Kita semua bersih lagi. Mulai dari angka 0 ya.”

Skenario hidup memang kadang tak terduga. Tak terpikir dalam benak untuk kembali ke mesjid itu. Sebuah mesjid dekat terminal Cikarang, saat i'tikaf di selasar mesjid dan terlelap bersama anak-anak jalanan lewat tengah malam. Cuma semalam, tapi cukup membekas di catatan perjalanan hidup. Dua tahun berlalu, keadaan telah banyak berubah.

Dalam rangkaian silaturahim, KIE tetap berjalan. Hari kedua, tadinya cuma mau keliling seputar Karawang. Tapi terlontar usulan untuk wisata Ke Jatiluhur. Jadilah bermotor menuju Jatiluhur, sebuah bendungan yang dibangun pada sungai Citarum di daerah Kab. Purwakarta


1 komentar:

  1. selamat idul fitri.

    مِنَ الْعَائِدِيْنَ وَالْفَائِزِيْنَ

    مبروك عليكم العيد ان شاء الله

    BalasHapus