25 Juli 2009

Eh Farma Ko Gitu Sih

Negeri ini sedang sakit melilit

Darah tinggi, sakit hati, stroke hingga penuh satu truk

Merebak cinta obat terlarang

Atau dekstro yang disalahguna para pemuda katro

Jibaku negara jamu menjegal jamu illegal

Obat palsu abal-abal cap kadal

Yang malah membuat kuman makin kebal

Perang lawan bakteri masih sering meminta tumbal

Antibiotik resisten pun menjadi tren

Awas juga malapetaka malaria

Juga isu hoax PPA serta dihidrogen monoksida

E sakazakii yang bikin kisruh antar instansi

Revolusi virus flu, dari 5 menuju 1

vaksin meningitis yang membuat rakyat pening dan meringis

Menanti RUU jaminan halal yang tak jua kelar

Sama seperti P3K yang ngga tau kapan keluar

Jangan-jangan TATAP membuat apotek Tutup?

Jamkesmas yang membuat harap-harap cemas

Jika masuk ke rumah yang sakit mesti pake duit

Lalu bagaimana mereka yang tiap hari perutnya melilit?



Apoteker over produksi, emangnya bikin tablet!

tak beda karyawan yang numplek di mikrolet

Semakin berjubel lulusan farmasi

Program profesi tanpa akreditasi

Pantas saja perlu disertifikasi

Tapi jangankan mas apoteker, ahli farmasi pun masih tak pasti soal eksistensi

Oh sertifikasi mengapa mesti mahal sekali

Sehingga PUKA tampak bagai Uka-uka

Mengapa obat generik tak tampak menarik?

Apakah puyer cuma jadi polemik?

Bukankah proses meracik mesti ciamik

Tetangga sebelah juga ndak dispensing ko Dok?

transaksi misoprostol sambil misuh-misuh

Tenaga kesehatan, masihkah punya etika?

Atau cuma bisa berdialektika?

product oriented, patient oriented atau profit oriented?

Susah sih kalau remunerasi cuma bisa buat beli terasi

Good pharmacy practice yang di lapangan ternyata not very good

Farmasis polivalen yang sedikit tahu banyak

Tak tahu apa namanya campuran air dan minyak

Jangan cuma bisa berwacana narsis "eksistensi farmasis"

perbaiki diri, berbaur tapi tidak lebur

Karena meracik obat bukan cuma asal campur

Kalau APA sering kabur, bisa-bisa supo dimasukin ke bubur

Maklum etiketnya pake bahasa langit yang wah

Yang tak kena di benak pelanggan Ponari dan Batu bertuah

Cukup sudah, masihkah belum gerah?



Save our pharmacist, Ini Apotek Kita

Seperti langkah Menteri menantang Raja

Seruan Prison Break Prita

Bersama embun pagi bersahaja

Songsong penataan ulang Indonesia


2 komentar:

  1. hehe.. kreatif pak.. ijin copas ya... ^__^

    BalasHapus
  2. Makasih Enik, silahkan disebarkan dan berbagi keresahan. :)

    BalasHapus