02 November 2009

Bergelora di Gelora (Lanjutan dari Perjuangan Menjadi "The Thirteenth Pharmacist")


i am a shadow. i have no name
(Tenchu 2 : Birth of The Stealth Assasins)

Pagi itu Gelora tampak ramai meski tak ada pertandingan yg dijadwalkan. Ribuan orang, 890 orang di antaranya bergelar apoteker, berdatangan dengan berbagai motivasi dan latar belakang. Duduk manis di antara angkatan yg lebih muda, saya merasa sedikit lebih tua dewasa. Walau semalam sebelumnya didera sakit kepala yg menyiksa tapi cukup teringankan hiburan jenaka opera mini van java sehingga soal-soal yg menyamar seakan tak ada jawabannya, meski sebenarnya persoalan sederhana, yg sebelumnya tak mudah bagiku akhirnya dapat pula kutemukan jawabnya.


Selepas dari istora, langsung menuju rumah melepas lelah. Melamun di bis sambil mengingat-ingat dan memilah milih fragmen kisah yg mana yg dpt diambil teladan dari cerita sehari-hari yg wajar, ketika memecahkan gelas ukur, dan keesokannya ada yg tertabrak mobil, lalu tersadar bahwa mungkin kali ini rasanya tak perlu membagi kisahku yg tak ada yg mengerti.

Termarjinalkan. Terabaikan. Dari kumpulannya terbuang lalu satu persatu jalinan kawan beranjak menjauh. Dihantam kegagalan demi kegagalan, lalu bertanya mengapa mesti aku?
Seakan terlupa akan sekian berkat yg diterima. Seexa nikmat yg melimpahi sekelilingnya.
Fabiayyii alaa i rabbikuma tukadzibaan.

Ternyata Axl Rose benar sewaktu melantunkan November Rain, pas masuk November kemarin hujan turun tepat jam 12. Dari siang mulut berasa pengen makan terus. Apa aja dimakan, roti, gorengan, minuman, hingga mie rebus 2 bungkus sambil menikmati dongeng Prison Break di televisi. Besoknya menunggangi kuda besi dari negeri sakura menyusuri jalanan antara Karawang Bekasi. B4M. Selepas itu, mampir ke toko buku. Jadi kabita pingin belanja, tapi dompet saya bilang, anggaran beli buku baru belum cair. Jadinya cuma lihat-lihat saja buku-buku yang menggoda. Ada Simfoni Inovasi yg ternyata mahal juga kalau beli (untung dapat gratisan). Dan Dan Brown (one of my favorite author) The Lost Symbol yang harganya bisa buat kantongku jebol. Setelah berhasil mengendalikan diri, akhirnya memutuskan untuk pulang sebelum malam hari menjelang. Kembali mengendarai si kuda besi sembari merasa serupa setahun kemarin, bahwa mimpi memang bisa mewujud nyata. Asalkan tetap percaya dan tetap berusaha.

3 komentar: