25 November 2009

Kerja Keras adalah Energi Kita

Beberapa hari lalu, saya mampir sejenak ke kampus tempat saya menuntut ilmu dengan kerja keras di kawasan pendidikan Jatinangor. Sewaktu melewati gedung program studi geologi, saya melihat banner perayaan 50 tahun Geologi Unpad, di bawahnya ada logo Pertamina. Wah, ini adalah perusahaan minyak kita.

Jadi teringat, dulu di kampus, saya melihat mahasiswa-mahasiswa geologi sangat menghayati etos kerja keras sebagai energi. Maklum makanan sehari-harinya adalah batu cadas yg keras.

Kalau diingat-ingat, bulan ini pula tepat setahun kemarin perjalanan saya melawat ke negara tetangga kita, Malaysia. Salah satu kesan yang terlintas saat itu adalah membandingkan kondisi di sana dan di sini. Ambil saja contoh pertumbuhan dan perkembangan perusahaan minyak negaranya. Seperti diketahui, BUMN Malaysia Petronas memiliki menara kembar tertinggi di dunia, yang menjadi salah satu ikon Malaysia. Gedung ini semakin populer ketika muncul dalam film The Entrapment. Mungkin sebagai satu bentuk CSR (Corporate Social Responsibility), Petronas juga memiliki Petrosains, suatu wahana pendidikan sains yang dikemas dalam bentuk hiburan. Bagaimana Petronas dapat tumbuh sedemikian rupa dengan sumber daya energi yang tersedia di negaranya? Di negeri ini, kita bisa mendapati SPBU-SPBU Petronas bersama perusahaan asing lain seperti Shell dan lainnya, lalu adakah SPBU Pertamina di negara lain? Saya tak tahu pasti. Dengan sumber energi yang luar biasa di Indonesia, Pertamina memiliki potensi yang sangat besar untuk mewujudkan visinya menjadi Perusahaan Minyak Nasional Kelas Dunia.

Selama lebih dari setengah abad memenuhi kebutuhan energi bangsa Indonesia, bagaimana upaya kerja keras Pertamina memperbaiki diri? Lebaran dua tahun lalu, mungkin kita masih ingat ketika Pertamina mengenalkan jargon 'mulai dari angka nol ya', atau pun juga jargon 'kita untung, bangsa untung'. Yang paling dikenal luas tentu slogan 'Pasti Pas' yang memberi rasa kepastian pada konsumen dalam menggunakan produk-produk layanan Pertamina. Slogan ini bahkan menjadi inspirasi penulisan salah satu artikel di blog Apotekkita.

Tema besar yang diusung dalam rangka HUT PT Pertamina (Persero) ke 52 adalah "Kerja Keras adalah Energi Kita." Sempat terbersit tanya, apakah Pertamina melupakan kerja cerdas dan kerja ikhlas? Apakah Pertamina percaya bahwa kerja keras sudah cukup tanpa perlu cerdas dan atau ikhlas? Awalnya saya berfikir begitu, lalu tersadar bahwa kerja cerdas itu berkaitan dengan rencana kerja atau strategi. Sementara kerja ikhlas berkaitan dengan niat yg tulus, sementara kerja keras berkaitan dengan sumber energi yang nota bene merupakan bidangnya Pertamina. Jadi saya kira hanya masalah penekanan atau pencitraan saja dari Pertamina, sehingga tak perlu rasanya kita mempertanyakan kecerdasan atau keikhlasan Pertamina.

Sebagai rakyat biasa yang tidak memiliki latar belakang industri migas, harapan saya untuk Pertamina sederhana saja. Semoga untuk mendapatkan 1 litre of gasoline tidak mesti mengeluarkan 1 litre of tears. Semoga kita tak terpuruk di tengah ancaman krisis energi, untuk itu, tidak bisa tidak, kerja keras adalah energi kita.

Pertamina Blog Contest

Tidak ada komentar:

Posting Komentar