28 Januari 2009

Lubang dalam Hati


Di saat cinta menyemai rasa di jiwa, menghiasi hidup indahkan masa. (Persembahan Cinta-Gradasi)



Absurd memang. Belum pernah bertemu dengannya. Hanya mengenalnya lewat kata-kata yang ia tebar ke dunia. Ketika jatuh cinta pada kata-kata pertama. Kata-kata yang menunjukkan warna kepribadiannya.
Ia juga tentunya belum pernah mengenal saya. Tidak pernah ada interaksi antara ia dan saya. Jadi tak mungkin saya bilang padanya “Tak bisakah kau menungguku?”. Lalu atas alasan apa mesti merasa kehilangan ketika ia hendak menuju separuh agamanya?
Tapi bukankah rasa memiliki akan semakin besar jika pernah merasa kehilangan? Entah, saya hanya merasa bahwa ia seorang yang istimewa. Ada rasa turut berbahagia sekaligus rasa kehilangan yang berpadu membuat lubang dalam hati.




...apakah itu kamu? apakah itu dia?
Yang mampu melengkapi lubang di dalam hati...
(Lubang dalam Hati-Letto)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar